Lampung Tengah, Penacakrawala.id – Bawaslu Lampung Tengah memperbarui data temuan orang meninggal yang lolos coklit melalui patroli pengawasan kawal hak pilih.
Yuli Efendi selaku Ketua Bawaslu mengatakan, total ada 159 orang meninggal yang lolos coklit atau terdaftar sebagai pemilih untuk Pilkada 2024.
“Dari data terbaru kami, petugas Pantarlih meloloskan 159 orang meninggal sebagai pemilih pada Pilkada Lampung Tengah,” katanya, Selasa (23/7/2024).
Lebih lanjut, Bawaslu Lampung Tengah telah melayangkan surat kepada Ketua KPU Lampung Tengah dengan Nomor: 077/PM.00.02/K.LA-03/7/2024 tentang saran perbaikan.
Yuli mengatakan, surat tersebut telah dikirimkan Jumat (19/7/2024) lalu.
Menurutnya, dari surat tersebut, dia berharap ada evaluasi dan perbaikan terhadap proses coklit di Lampung Tengah.
Serta meminta kepada Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) atau Pantarlih untuk serius dalam proses coklit.
“Metode yang dipakai Pantarlih kan sensus atau mendatangi pemilih dari rumah ke rumah, bagaimana bisa mereka mendatangi orang meninggal dan mendapat isian formulir dari orang meninggal,” katanya.
“Jadi kami sarankan KPU untuk evaluasi hal ini demi pemenuhan hak masyarakat untuk mengikuti Pilkada 2024,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Bawaslu Lampung Tengah menemukan 50 orang meninggal lolos tahap pencocokan dan penelitian (coklit) Pilkada 2024.
Data tersebut didapat Bawaslu dari hasil uji petik saat proses coklit telah dilaksanakan oleh Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) Lampung Tengah.
Yuli Efendi selaku Ketua Bawaslu Lampung Tengah mengatakan, dari hasil uji petik yang dilakukan, petugas mendapati ada puluhan pemilih meninggal tersebar di wilayah Lampung Tengah.
“Dari data sementara ada 50 orang diloloskan Pantarlih dan masuk DPT Pilkada 2024, kemungkinan masih banyak karena kami masih proses penghimpunan data dari 28 kecamatan,” katanya, Kamis (18/7/2024).
Selain itu, kata Yuli, hasil uji petik petugas di lapangan juga mendapati ada sejumlah rumah yang terlewatkan atau tidak didatangi petugas coklit.
Namun, sambungnya, proses coklit di wilayah tersebut saat ini dinyatakan selesai oleh Pantarlih.
Otomatis warga yang tinggal di rumah tersebut tidak terdata oleh petugas sebagai pemilih.
Yuli pun menilai, proses pencoklitan oleh petugas pantarlih di wilayah tersebut tidak dilakukan dengan benar.
“Kita juga dapati ada rumah yang tidak didatangi pantarlih, penghuninya ada, tapi petugas melewatkannya dan menyatakan daerah tersebut sudah selesai dicoklit,” kata dia. (**/red)