706 Desa di Lampung Belum Miliki Bumdes

0
732

Bandar Lampung, BITV – Sebanyak 706 desa di Lampung belum memiliki Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Padahal, setiap desa wajib memiliki Bumdes.

Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Lampung, Yuda Setiawan, saat ini ada 2.434 desa di Lampung. Dari jumlah itu 1.729 desa memiliki Bumdes. Dia mengatakan masih banyaknya desa yang belum memiliki Bumdes karena faktor kreasi kepala desa yang kurang.

“Kunci utama keberhasilan Bumdes itu ada pada kepala desa. Jika kepala desa kurang kreatif, sulit muncul Bumdes apalagi berkembang,” kata Yuda Setiawan saat menjadi narasumber pada seminar bertema ‘Penguatan Bumdes dan UMKM untuk meningkatkan Kesejahteraan petani di Provinsi Lampung’ di Ruang Rapat Balitbangda Provinsi Lampung, Rabu (30/1/2019).

Membentuk Bumdes, kata Yuda, bukan hal yang sulit. Pihaknya memiliki peraturan pembentukan Bumdes yang tinggal dicontoh.

“Semua perangkat hukum dan peraturan pembentukan sudah kami siapakan, tinggal copy paste,”kata Yuda.

Kreativitas Bumdes yang berjalan di Lampung, kata Yuda, masih terbatas. Umumnya, Bumdes di Lampung punya usaha sewa tarub, sewa kursi, genset, dan sewa orgen untuk kepentingan pesta. Ada juga usaha simpan pinjam, namun banyak masalah. Untuk itu, dia meminta para kepala desa dapat mencontoh Bumdes yang sehat dan memiliki kreativitas tinggi.

“Tidak usah belajar keluar Lampung. Di sini banyak Bumdes bagus dan berprestasi nasional,”kata Yuda.

Dia mencontohkan Bumdes yang dikelola Desa Gunung Rejo, Kecamatan Way Ratai, Pesawaran, yang diakui sehat dan berprestasi nasional.

Bumdes yang sehat dan kreatif di Lampung umumnya memiliki usaha sehat dengan mengandalkan potensi desa setempat seperti pengelolaan pariwisata, perusahaan air minum, hingga katering.

Pada kesempatan itu, Kepala Desa Gunung Rejo, Suranto, mengatakan berdasarkan pengalaman mengelola Bumdes, kunci suksesnya memang di kreativitas kepala desa dan pengelola desa.

“Niat membangun Bumdes itu untuk memberdayakan masyarakat. Memang desa dapat pendapatan, tapi fokusnya adalah pemberdayaan masyarakat,”kata Suranto.

Di Desa Gunung Rejo, selain mengelola obyek wisata air terjun bersama Karang Taruna setempat, pihaknya juga memberdayakan kelompok tani dengan usaha penggemukan sapi dan peternakan kambing. Kemudian, memberdayakan perempuan dengan memanfaatkan pekarangan dan tanah kosong menanam sereh wangi.

“Kami juga mengelola industri jamu yang bahannya dari desa,”kata Suranto. (*)