Lampung Barat, Penacakrrawala – Pihak pengelola destinasi wisata Kebun Raya Liwa (KRL), Lampung Barat menyebut jumlah kunjungan wisatawan menurun buntut longsornya sejumlah titik.
Kasubbag Tata Usaha KRL Budi Hariyadi mengatakan, beberapa pengunjung mulai takut untuk datang ke lokasi wisata kebanggaan masyarakat Lampung Barat itu.
“Longsor ini sangat berpengaruh pada jumlah kunjungan ke KRL Lampung Barat ini,” ujar dia mewakili Kepala UPTD Lampung Barat Khoirul Ummur, Rabu (29/11/2023).
“Karena titik longsor ini berada di tempat para pengunjung untuk berfoto dan mengambil dokumentasi,” terusnya.
Budi menilai, jumlah pengunjung saat ini mulai sedikit berkurang karena tidak bisa berfoto pada spot tersebut.
“Sehingga spot foto favorit saat ini menjadi berkurang dan beberapa pengunjung pun takut untuk datang,” pungkasnya.
Destinasi wisata favorit di Lampung Barat, Lampung yakni Kebun Raya Liwa (KRL) kembali longsor.
Kasubbag TU KRL Lampung Barat Budi Hariyadi mengatakan, kejadian longsor tersebut terjadi pada Senin (27/11/2023) malam.
“Saya sampaikan longsor ini terjadi pada malam Selasa lalu,” ujar dia mewakili Kepala UPTD KRL Lampung Barat Khoirul Ummur, Rabu (29/11/2023).
“Peristiwa ini terjadi karena hujan berlangsung dengan durasi yang lama dari Senin pagi hingga malam,” terusnya.
Akibatnya, hujan tersebut mengakibatkan longsor yang terjadi pada sisi bagian kanan wisata favorit kebanggaan masyarakat Liwa itu.
“Ini kalau kita lihat bentangan longsornya sekitar 40-50 meter dengan kedalaman longsor mencapai 15 meter,” sebutnya.
Terlihat lokasi yang menjadi spot foto idaman masyarakat tersebut telah ambruk ke dasar jurang yang berada di bawah lokasi spot tersebut.
Tak hanya itu, salah satu tiang lampu yang berada di samping spot foto itu juga telah ambruk terbawa tanah longsoran.
Selain lokasi yang terdampak parah tersebut, terdapat beberapa retakan tanah yang jika dibiarkan akan terjadi longsor kembali.
Dengan kejadian ini, ungkap dia, pihaknya telah melakukan penanganan sesederhana mungkin untuk mencegah terjadinya hal tak diinginkan.
“Kami sudah mengimbau pengunjung agar berhati-hati dan tidak mendekati lokasi longsor tersebut agar tidak terjadi kejadian fatal,” ungkapnya.
“Kami juga sudah memasang pembatas menggunakan tali agar area tersebut tidak dilewati oleh pengunjung,” sambungnya.
Lebih lanjut, dia beserta staf lain selalu meningkatkan kewaspadaan ketika hujan kembali turun.
“Karena kami khawatir gedung ini akan roboh. Untuk itu kami untuk beristirahat di gazebo-gazebo terdekat,” imbuhnya.
Dia berharap pemerintah daerah melakukan upaya penanganan terhadap kejadian longsor tersebut.
“Ya harapannya pemerintah daerah bisa sesegera melakukan penanganan peristiwa secepat mungkin,” harap Budi.
“Karena apabila tidak dilakukan langkah-langkah penanganan dengan cepat ditakutkan malah semakin parah,” pungkasnya.
Salah satu pengunjung bernama Lingga mengaku prihatin dengan kondisi destinasi wisata tersebut.
Menurutnya, KRL merupakan salah satu destinasi wisata favorit masyarakat maupun pengunjung dari luar daerah.
“Banyak masyarakat kalau ingin berlibur ke sini, kalau sudah longsor begini ditakutkan pengunjung takut untuk datang,” sebutnya.
“Apalagi ini sisi kanan dan kiri semua sudah ambruk ke bawah semua, takutnya jadi membahayakan pengunjung lain,” terusnya.
Dia berharap pihak pengelola maupun pemerintah setempat dapat sesegera melakukan perbaikan pada titik-titik longsor.
Sehingga destinasi wisata KRL ini dapat kembali menjadi wisata yang aman bagi masyarakat serta pengunjung yang datang semakin meningkat.(**/red)