Bandar Lampung, buanainformasi.com – Herman HN yang meninggalkan begitu saja dari forum penyampaian visi dan misi calon gubernur pada Sabtu (31/3) lalu, mendapat reaksi dari elemen masyarakat dan akademisi.
Mereka menilai, Sikap Herman HN itu mencerminkan sikap arogansi sebagai calon pemimpin. Bahkan tak segan-segan Herman HN memarahi moderator karena memotong pemaparan visi dan misi yang disampaikannya dengan alasan durasi waktu sudah habis.
“Mudah marah, kasar, dan arogan dalam bersikap merupakan tanda-tanda seseorang yang tidak kompeten dalam memimpin dan tidak layak dijadikan suri tauladan oleh masyarakat Lampung,” kata Humas Pusat Perjuangan Rakyat Lampung (PPRL), Yohannes Joko Purwanto, Minggu (1/4).
Dalam bersikap, seorang calon pemimpin semestinya dapat memberi contoh dengan menunjukkan sifat yang baik agar bisa ditiru oleh masyarakatnya nantinya serta dalam setiap pengambilan kebijakan untuk kemajuan daerah tersebut.
“Sikap seperti itu yang kita (masyarakat) harapkan. Selain itu, rakyat juga menginginkan hadirnya seorang pemimpin sederhana, jujur, tegas, bersih, dan berwibawa,” ucapnya.
“Kita tidak mengharapkan pemimpin yang merasa paling benar. Baru jadi calon aja sudah seperti ini, apa lagi jadi gubernur. Mau jadi apa nanti warga Lampung ini,” katanya.
Sementara itu, pengamat politik Unila, Toni Wijaya menyampaikan bahwa sifat yang ditunjukkan oleh Herman HN dengan melakukan aksi WO saat diskusi sedang berlangsung sangat tidak bagus ditunjukkan oleh seorang calon gubernur Lampung periode 2019 -2024.
“Kalau secara jualan politik kurang bagus seperti itu ya. Masa iya orang lagi pendekatan (PDKT) masa mau marah-marah,” ucapnya.(*)