Bandar Lampung, Penacakrawala.com – Prevalensi stunting di Bandar Lampung menurun menjadi 11,1 persen pada tahun 2022.
Prevalensi stunting di Bandar Lampung itu berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).
“Pada 2022 angka prevalensi stunting di Bandar Lampung menurun menjadi 11,1 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan Bandar Lampung Desti Mega Putri, Kamis (25/1/2024).
“Sementara untuk tahun 2023, survei nasional yang dilakukan oleh Kemenkes, prevalensi stunting belum dipublikasikan,” lanjutnya.
Desti menerangkan, guna menekan angka stunting di Bandar Lampung, pihaknya menggencarkan sejumlah program.
“Mulai dari meningkatkan kualitas pemeriksaan kesehatan ibu hamil, termasuk pemberian tablet tambah darah dan pemeriksaan kehamilan dengan USG2D,” terangnya.
Kemudian, skrining anemia pada remaja putri dan menindaklanjuti dengan tatalaksana anemia pada remaja putri.
Desti juga menyebut, pihaknya juga melakukan aksi gerakan cegah stunting.
“Yaitu aksi bergizi di fasilitas pendidikan, termasuk hari minum tablet tambah darah bersama, posyandu aktif, pemeriksaan skrining pada bayi baru lahir yaitu skrining hipotifroid kongenital,” tuturnya.
“Tak hanya itu, kita juga beri makanan tambahan pada ibu hamil KEK, pendampingan ASI eksklusif melalui peningkatan konseling menyusui dan PMBA,” jelasnya.
Lalu, pemberian PMT bagi baduta dan balita, tatalaksana pada balita dengan masalah gizi (weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk dan stunting), peningkatan cakupan dan perluasan imunisasi, serta edukasi remaja, ibu hamil, dan keluarga termasuk pemicuan BABS.
Dengan upaya yang dilakukan pihaknya, Desti optimistis Bandar Lampung akan zero stunting.
“Sesuai arahan Ibu Wali Kota bahwa target kita zero stunting. Oleh sebab itu, masyarakat dan pemerintah harus saling berkolaborasi,” pungkasnya.(**/red)