Balita Usia 5 Hari Asal Talang Padang Menderita Penyakit Anus Butuh Uluran Tangan

0
466

Tanggamus, Penacakrawala.com – Balita usia 5 hari asal Negeri Agung Kecamatan Talang Padang Menderita Anus (aliran BAB) dan harus menjalankan penangan medis khusus (operasi). Namun dengan keadaan minim ekonomi, pihak keluarga membutuhkan uluran tangan untuk administrasi biaya operasi tersebut. Kamis, 30 April 2020.

Saat di Konfirmasi Tim Aliansi Jurnalis Online (AJO) Indonesia DPC Tanggamus, Awal mula kejadian tersebut, pada saat melahirkan Balita (Riski Ramadhan) pada hari Minggu pukul 12.00 WIB, Ibu kandung balita mengalami kondisi lemah, dan ari-ari melengket. Hal ini disampaikan Rismawati (36) Bibi Balita dikediaman rumah balita.

“Hari minggu siang itu lahirnya, karna fisik ibu kandungnya lemah, pada hari senin tidak boleh pulang sama Bidannya karna kondisi ibunya panas pulangnya pada hari selasa saja, ya sudah kata kami, setelah sampai dirumah bayinya muntah sampai 7 kali dan badannyapun panas, setelah itu saya telpon Bidannya, katanya coba colok lobang anusnya pakai tangan tapi cuci tangan dulu, karna ibu kandungnya tidak tega, akhirnya tidak dilakukannya,” ujar Rismawati.

Lanjutnya, kemudian kami ambil tindakan untuk membawa balita itu ke bidan puskesmas, setelah di periksa olehnya katanya enggak ada Anusnya. Bidan itupun menyarankan agar dibawa ke dokter nunci di Rumah Sakit Abdoel Moloek,katanya.

Saran bidanpun dilakukan oleh pihak keluarga dari hasil musyawarah untuk membawa balita ke Rs Abdoel Moloek Bandar Lampung, saat sampai ke tujuan, menurut Rismawati, Rs tersebut sudah penuh dengan balita.

“Kami bawa balita ke Rs Abdoel Moloek pada malam hari, sampai disana ternyata sudah penuh untuk bayi ini, kira-kira ada 16 bayi lainnya dan bayi ini mendapatkan urutan no 17. Kata perawat disana, ini enggak bisa bu, ini harus di percepat karna kondisi bayi seperti ini. Perawat itu menyarankan agar di bawa ke Rs Urip Bandar Lampung, dengan alasan karna sedang situasi Covid, disana banyak pasien untuk dipercepat,”paparnya.

Masih menurut Rismawati, usai di bawa ke Rs Abdoel moloek, kami bawa lagi ke Rs Urip, setelah sampai disana, kami di tanya dulu dengan perawatnya, sanggup enggak bayar Rp.10 jt, untuk biaya operasinya saja katanya, belum biaya kamar Rp.500.000 – Rp.700.000, setelah itu kami ambil tindakan, kami iyakan dulu karna melihat kondisi bayi seperti itu, terus bayi itu di infus dan di ronsen 3 kali, besoknya kami di panggil sama perawat, dirinya memberitahu kami bahwa biaya penginapan malam sampai pagi sudah memakai biaya Rp.3.782.000, belum nanti setelah operasi butuh obat-obatan, kaminpun berusaha untuk mencari biaya sampai ingin menggadaikan sertifikat sebagai Dpnya, akan tetapi karna musim covid ini, pihak Rs tidak bisa mengajukannya, sudah memohon berapa kali, namun tetap tidak bisa,jelasnya.

Dikesempatan yang sama, Aslihudin (48) Ayah kandung balita pekerja buruh tani itupun mengeluh dengan kondisi anaknya yang seperti itu, dirinya sudah berusaha mencari biaya tersebut, jangankan untuk mencari biaya anaknya, untuk kondisi ekonomipun sangatlah minim. Dalam kesempatan ini, dirinya berharap kepada pemerintah agar bisa membantu kondisi anaknya tersebut.

“Harapan kami dengan kondisi anak kami yang seperti ini, ya semoga pemerintah bisa membantu sampai sembuh, karna dokter menyarankan agar segera di operasi,”pintanya.

Aslihudin sudah mencoba berkoordinasi dengan pihak Pekon dan pihak pekon akan membantu BPJS.

“Saya sudah kordinasi dengan aparat pekon, katanya nanti mau dibuatkan BPJS,”imbuhnya.

Sampai diterbitkannya berita ini, pihak terkait belum di konfirmasi.
(Uud/ Tim AJOI)