Berada di Perbatasan Bandar Lampung – Pesawaran, Dusun Saluy Sudah 60 Tahun Terisolir

0
664

Pesawaran, buanainformasi.com – Siapa yang menyangka di perbatasan antara Kota Bandar Lampung dengan Kabupaten Pesawaran, ada dusun terpencil yang letaknya di atas gunung. Dusun yang masih terisolir dari gempitanya pembangunan itu bernama Saluy.

Dusun Saluy masuk wilayah Desa Tanjung Agung, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran. Luasnya sekitar 20 ribu meter persegi.

Untuk sampai ke Dusun Saluy harus menembus tiga sungai, jalan setapak dan berlumpur serta tanjakan berbukit. Dusun Saluy terletak diperbatasan Kabupaten Pesawaran dan Bandar Lampung ini selama 60 tahun lamanya tanpa aliran listrik.

Dibutuhkan waktu lebih dari 1,5 jam menggunakan sepeda motor untuk mencapai dusun itu dari Desa Umbul Kunci Kelurahan Keteguhan, Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung.

Kepala Rukun Tetangga (RT) Desun Saluy, Samhudi (45) menceritakan, bahwa Dusun Saluy sejak 60 tahun yang silam belum sama sekali tersentuh listrik.

“Sejak orang tua saya masih hidup hingga saat ini warga hanya menggunakan obor dan mesin genset untuk penerangan, genset pun hanya bertahan sampai jam 10 malam saja mas. Tak hanya itu, disini sinyal hp tidak bagus, jadi sangat sulit nelpon pakai hp,” kata ayah 5 anak ini, Rabu (28/3).

Ia juga menjelaskan, sebelumnya telah memberi surat kepada Camat Teluk Pandan, Yuliardi agar dapat disampaikan ke Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona. Isinya, agar Dusun Saluy diberikan penerangan listrik.

“Pak Camat menyambut baik, dan katanya Insya allah tahun ini ada rencana akan ada listrik di Dusun Saluy, semoga saja terwujud,” harapnya.

 

Keterisoliran itu juga dirasakan warga dalam pelayanan kesehatan. Jangankan pukesmas, bidan saja tidak ada di sini. Jika ada masyarakat yang sakit, dibawa ke puskesmas terdekat di luar Desa Umbul Kunci, yang jaraknya berkisar 3 kilometer dari Dusun Saluy.

“Yang susah sekali saat banjir, gak mungkin nyebrang bawa orang sakit, jadi terpaksa kita tidak bisa ke Puskesmas dan jika sungai pasang anak sekolah pun libur takut akan menyeberangi sungai,” kata Samhudi.

Samhudi menambahkan, penduduk di Dusun Saluy sekarang ada 30 Kepala Keluarga (KK). Terdiri dari laki-laki 35 orang dan perempuan 45 orang yang usianya di atas 17 tahun. Rata -rata mata pencahariannya sebagai petani coklat, dan buruh bangunan nanti hasilnya dijual kepada penampung yang mengambil.

“Kalau pisang sesisir kita jual Rp 3000 dan untuk coklat sendiri 2 bulan baru kita jual, karena harus diproses dulu, dijemur,” kata dia.

Rata-rata pendidikan warga Dusun Saluy hanya tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Iya untung-untung masih bisa sekolah, tidak buta huruf, selain itu soal biaya juga, lagian sekolah mereka juga cukup jauh harus berjalan kaki dan melepas alas kaki saat menyeberangi sungai menuju Desa Umbul Kunci,” ujarnya.(*)