Bersumber Dari Data BPS, Sebanyak 4.025 Warga Menganggur Pada 2022

0
93

Metro, Penacakrawala.com – Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Metro mencatat sebanyak 4.025 warga tidak memiliki pekerjaan.

Kepala Disnakertrans Metro Budiono mengungkapkan, jumlah pengangguran yang tercatat itu berdasarkan hasil pendataan Badan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022.

“Jumlah pengangguran di Kota Metro pada tahun 2022 mencapai 4.025 orang. Angka itu bersumber dari data BPS tahun kemarin,” ujarnya, Selasa (14/11/2023).

Tahun 2023 ini, lanjut dia, pihaknya belum menerima data terbaru terkait angka pengangguran di Metro.

“Data terbaru tahun 2023 ini belum ada, karena kami belum terima dari BPS,” kata dia.

“Kami rutin menerima jumlah angka pengangguran di Kota Metro dari BPS, dan kami akan terima lagi bulan Februari tahun 2024 mendatang,” sambungnya.

Ia menegaskan, pihaknya akan melakukan upaya demi menekan angka pengangguran.

Hal ini dilakukan dengan menggelar pelatihan serta memberikan informasi lowongan pekerjaan.

“Untuk mencegah meningkatnya jumlah pengangguran, Disnakertrans rutin mengadakan pelatihan kerja serta memberikan informasi seputar lowongan kerja setiap bulannya,” tukasnya.

Akan tetapi, pihaknya mengaku saat ini pihaknya belum dapat memberikan bantuan permodalan usaha apa pun kepada masyarakat yang menganggur.

“Untuk bantuan modal usaha dari dinas kami belum ada, karena dari kementerian juga belum ada,” jelasnya.

“Kalau untuk penguatan modal, kami hanya menghadirkan pelatihan-pelatihan untuk warga yang ingin berusaha. Pelatihannya itu seperti pelatihan marketing dan desain grafis,” sambungnya.

Terpisah, Kepala Bidang Tenaga Kerja Disnakertrans Metro Rama Prastawa menjelaskan bahwa program pelatihan yang rutin digelar berdampak positif dalam menekan pertumbuhan angka pengangguran.

“Tentunya pelatihan yang diberikan berdampak positif ya. Yang jelas, ada pengurangan angka pengangguran di Kota Metro,” ujar Rama.

“Sejauh ini, setelah memberikan pelatihan ada penurunan angka pengangguran hingga yang mencapai 20 persen,” lanjutnya.

Ia mengatakan, kegiatan pelatihan yang diselenggarakan tidak dapat mengakomodasi seluruh warga berstatus pengangguran di Metro.

“Setiap pelatihan kerja yang diberikan selama ini, jumlah peserta selalu dibatasi lantaran minimnya anggaran,” tuturnya.

“Untuk pelatihan itu pesertanya masing-masing 20 orang peserta,” imbuhnya.

Peserta yang mengikuti pelatihan itu, lanjut Rama, harus warga yang berdomisili di Metro.

“Jadi dengan dua kegiatan pelatihan totalnya ada 40 orang peserta dengan peserta domisili wajib warga Kota Metro,” bebernya.

“Pelatihan biasanya selama 3 hari, untuk materinya sendiri dari mulai praktek hingga wirausaha,” lanjut dia.

Nantinya, para peserta pelatihan akan memperoleh ilmu pemasaran serta pengaplikasian teknologi yang berguna pada aktivitas kerja pihak ketiga.

“Untuk output peserta, mereka mendapatkan pelatihan-pelatihan digital marketing dan tulisan grafis. Bisa menambah ilmu mereka supaya bisa bekerjasama dengan pihak ketiga,” pungkasnya.(**/red)