Bandar Lampung, buanainformasi.com – Bulog Divre Lampung, mengklaim jika untuk stok beras di Sai Bumi Ruwa Jurai aman. Pasalnya, saat ini sudah banyak juga daerah yang sudah panen, serta Bulog sudah memiliki stok beras yang diimpor dari negeri tetangga yaitu Vietnam dan Thailand dengan total sebanyak 30 ton.
Menurut, Kepala Bulog Divre Lampung, Attar Nugraha, bahwa untuk stok beras di Provinsi Lampung masih dalam kondisi aman.
“Kita impor beras itu, karena stok beras dari petani lokal tidak cukup, karena belum semua wilayah panen raya, hanya sebagian daerah saja.Makanya kita untuk stabilisasi dan ketersediaan beras tersebut, kita mengimpor beras dari negara tetangga supaya untuk ketersediaan bahan pokok terutama beras,” ujar Attar, Senin (26/3).
Namun demikian, ia mengakui bahwa pihak Bulog merasa kesulitan untuk stabilisasi harga di pasaran karena Bulog tidak bisa menekan harga di pasaran, pihaknya hanya sebatas memberikan solusi pilihan kepada masyarakat.
“Kita ini seperti pemadam kebakaran yang ada kebakaran kita sebutkan contoh seperti masalah daging waktu lebaran tahun lalu, harga pasaran Rp140.000 kita Bulog berikan solusi memberikan daging beku dengan harga dibawah rata-rata sekitar Rp80.000 namun ya mau seperti apa harga yang di pasaran pun tidak turun tidak bisa kita tekan, demikian juga seperti beras Premium Rp13 ribu di pasaran kita Bulog berikan sekitar Rp. 9800 kualitasnya beras medium , seperti itulah cara Bulog menekan harga, supaya terjangkau di masyarakat,” ungkapnya.
Di bagian lain Bulog juga melakukan pemerataan stabilisasi beras seperti salah satunya di daerah yang memang sedang mengalami penurunan panen.
“Contoh seperti bawang kita Lampung kan bukan sebagai produsen, makanya banyak bawang yang disalurkan dari Pulau Jawa.Nah disini tugas Bulog sebagai divre hanya sebagai penekanan harga supaya tidak terlalu melambung tinggi seperti hukum ekonomi semakin sedikit barang itu maka harganya mahal sebaliknya bila barang itu cukup banyak harga akan menurun,” terangnya.
“Bulog ini nggak bisa ngapa-ngapain, kita nggak bisa nurunin harga, kalau kata Pemerintah operasi pasar, kami lakukan, dengan bekerja sama dengan stack holder lainnya. Lampung beras dalam taraf aman dan stabil, yang jelas semua harga bahan pokok masih dibilang aman, dan tidak ada yang melambung tinggi,” jelasnya.
Disinggung, bagaimana cara Bulog dalam mengatasi perilaku para tengkulak atau oknum yang melakukan penimbunan bahan pokok? Menurutnya saat ini sudah ada satgas pangan sehingga petani pun dapat menjual hasil panen padinya kepada pemerintah dengan harga pasaran.
“Kita sudah kerja sama perdagangan petani dan komunitas serta kelompok kelompok petani supaya mereka tempat menjual hasil panen kepada kita tidak kepada tengkulak, sehingga tidak ada penimbunan beras di kemudian yang bisa menimbulkan peningkatan harga dengan kondisi bahan pokok yang terbatas,” pungkasnya.(*)