Lampung Selatan, Penacakrawala.com – Sejak diberlakukannya tarif baru Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Bakauheni-Terbanggi Besar terjadi peningkatan volume kendaraan yang melintasi di Jalinsum, Lampung Selatan.
Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin sepakat banyak kendaraan yang beralih ke jalur Jalinsum, Lampung Selatan.
“Kalau untuk berapa jumlahnya kami mesti koordinasi dengan instansi terkait seperti BPTD, Dishub, HK dan instansi lainnya,” kata Yusriandi, Sabtu (5/8/2023).
“Ya jelas ada peningkatan jumlah kendaraan yang melintas di Jalinsum, Lampung Selatan,” imbuh dia.
Walaupun terjadi peningkatan jumlah kendaraan yang melintas di Jalinsum, Yusriandi menyebut peningkatan tidak terlalu signifikan.
Oleh karena itu, pihaknya selalu melakukan patroli melalui unit lalu lintas.
“Kami selalu melakukan patroli yang pertama untuk memastikan kelancaran Lalu Lintas,” katanya.
“Selain itu tujuan dari patroli yang kami lakukan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat pentingnya taat berlalu lintas dan menertibkan kendaraan Odol,” ujarnya.
PT Hutama Karya (Persero) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) secara resmi memberlakukan tarif baru pada Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140 Km, mulai (25/5/2023) pukul 00.00 WIB.
Sejak tarif tol naik, PT Hutama karya sebut ada penurunan volume kendaraan yang melintas di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Bakauheni-Terbanggi besar sebesar 9 persen.
Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Lampung Selatan menyebut adanya peningkatan volume kendaraan melalui Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) mencapai 50 persen.
Hal itu, menurut Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Lampung Selatan terjadi sejak naiknya tarif tol.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Lampung menyebut adanya peningkatan volume kendaraan yang melalui Jalinsum.
“Peningkatan ada. Kurang lebih diatas 50 persen. Karena tadinya volume kendaraan terutama truk tidak begitu padat, namun akhir-akhir ini mulai banyak,” kata Mulyadi Saleh.
“Bahkan, menurut saya kalau pihak jalan tol bilang ada penurunan 9 persen. Saya rasa penurunannya bisa diatas 50 persen. Paling hanya 20-30 persen saja kendaraan yang lewat jalan tol. Paling orang-orang yang mau pergi ke Palembang saja atau daerah lainnya. Bukan antar kabupaten di Lampung,” jelasnya.
Menurutnya, saat ini pengendara lebih memilih jalur arteri karena lebih murah.
Karena, kata Dia, jarak tempuh sama, hanya saja waktu yang diperlukan relatif lebih lama, jika dibandingkan lewat jalan tol.
Kalau lewat jalan tol kan, jelas Mulyadi, jalannya satu arah, bebas macet, jalan juga sudah bagus.
Sedangkan menurutnya, jika pengendara melalui Jalinsum, resikonye lebih banyak, macet karena jalan yang ada di bagi dua, jalan berlubang, black spot, dan lainnya.
Pihaknya juga rutin mengecek jalan-jalan atau wilayah yang rawan kecelakaan atau titik buta (black spot).
“Hari ini kami mengecek jalan-jalan atau atau wilayah yang rawan kecelakaan atau titik buta (black spot) bersama Sat Lantas Polres Lampung Selatan. Seperti wilayah turunan atau tanjakan tarahan, bukit pancong dan lainnya,” katanya.
Pihaknya juga siap mengawasi truk dengan bermuatan melebihi kapasitas atau Over Dimensi Over Load (odol) yang melintasi Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) pasca kenaikan tarif jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter).
Pihaknya ingin pengawasan terhadap truk Odol tersebut dilakukan secara gabungan dengan jajaran Satlatas Polres Lampung Selatan. (**/red)