Polisi menangkap enam warga karena kedapatan membawa senjata api. Mereka adalah Yosin, Chandra, Sul Basri, Hendriza, Heru, dan Andi.
Keenam orang tersebut diduga akan melakukan serangan balasan kepada petambak Persatuan Petani Plasma Udang Windu (P3UW) yang akan melintasi ponton di Dermaga Tanah Merah, Rawajitu Timur.
Sejumlah warga Sidang Muarajaya kepada harianlampung.com, Rabu (24/6) dinihari menuturkan, mereka berkumpul di tanggul penangkis untuk meminta keenam warga Sidang Muarajaya yang ditangkap polisi, dilepaskan.
Dari enam warga Sidang Muarajaya yang diamankan polisi tersebut, empat orang diantaranya diketahui merupakan putra Jepri (terduga pelaku penembakan Muhamad Rizki Maulana, petambak P3UW) yakni Heru, Candra, Andi, dan Hendri.
Keenam orang itu ditangkap polisi saat hendak berjaga guna menghadang petambak yang menyeberang melalui ponton.
“Ketika mereka beraksi, tanpa disangka ternyata anggota polisi berpakaian preman menangkap mereka. Mereka diamankan berikut senjata api yang dibawa,” kata warga Sidang Muarajaya yang mewanti-wanti namanya agar tidak dipublikasikan.
Menurut sumber tersebut, yang bertanggung jawab terhadap peristiwa bentroknya dua kelompok warga tersebut adalah Pjs. Kades Sidang Muarajaya, Benuang Alitopa.
“Karena kami tahu persis Alitopa yang menerima uang dari PT PNS untuk mengawal truk pengangkut tebu. Itu kenapa pada proses damai kemarin pak kades nggak mau hadir,” terangnya.
Selain itu, sumber tadi menuding sang kades saat peristiwa bentrok terjadi sedang dalam pengaruh narkoba jenis sabu. “Waktu itu dia dalam pengaruh narkoba. Dia memakai sabu bersama kawan-kawannya. Kalau ngga percaya, periksa saja pak kades itu di laboratorium,” tambahnya.
Sementara itu, sumber dari Polda Lampung membenarkan adanya penangkapan enam warga Desa Sidang Muarajaya, Kecamatan Rawajitu Utara, Mesuji. “Benar ada enam orang yang ditangkap oleh tim dari Polres Tulangbawang,” ujarnya.( Sumber : Harianlampung.com )
