Sumsel, Penacakrawala.com – Hujan yang tidak turun hampir sepekan belakangan membuat petani Jagung Hibrida di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) terpaksa menunda masa pemupukan.
Diungkapkan petani asal Kecamatan Buay Sandang, Aji Darul, yang baru melakukan penanaman sebulan terkahir memilih menunda pemupukan 10-15 hari menunggu guyuran hujan tiba.
“Seharusnya saat ini sudah waktunya pemupukan, namun karena kemarau yang terjadi baru-baru ini ditunda dulu sepekan kedepan,”ujar Aji kepada Sripoku.com, Minggu (10/10/2021).
Kata dia, dampak kemarau membuat tanaman kekurangan air jika terjadi berkepanjangan akan mengancam petani gagal panen karena pertumbuhan tanaman jagung lambat dan kerdil.
Disisi lain, jika petani memaksakan pemupukan tanpa suport air hujan tanah akan kering, menyebabkan petani akan merugi karena pemupukan mubazir.
“Ya, jelas berdampak. pertumbuhan Jagung akan terlambat, namun jika dipaksakan pupuk akan mubasir terbuang percuma karena tak terserap,”ujarnya.
Petani Jagung lainnya asal Kecamatan Muaradua Kisam Edi, menuturkan dilahan satu hektare dengan bibit jagung berkisar 15-20 Kilogram dengan hasil normal 5-6 ton dengan harga yang terbilang stabil.
“Kalau harga sekarang Rp 3.000 per kilogram, biasanya dalam sehektare panennya jika berhasil maksimal 5-6 ton,”kata Dia.
Dikatakannya, jika cuaca normal dalam setahun petani dapat melakukan penanaman mencapai 3 kali jagung Hibrida.
Selain bercocok tanam kopi sebagian petani di OKU Selatan menanam jagung karena cepat masa pemanenan sedangkapan Kopi penghasil tahunan.
Source : Sripoku.com
Editor : Adee