Pesisir Barat, Penacakrawala.id – Kabupaten Pesisir Barat Lampung berada di urutan ke-18 daerah rawan bencana se-Indonesia.
Hal tersebut berdasarkan Indeks resiko bencana Indonesia (IRBI) yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2023.
Kepala BPBD Pesisir Barat Lampung, Imam Habibbudin saat dikonfirmasi membenarkan, dari 514 Kabupaten/kota se-Indonesia, Kabupaten Pesisir Barat Lampung berada di urutan ke-18 daerah resiko bencana tinggi secara Nasional.
“Benar Kabupaten Pesisir Barat berada di urutan ke-18 daerah resiko bencana tinggi secara Nasional,”ungkapnya, Jumat (21/6/2024).
Dikatakannya, pihaknya terus upaya melakukan penanggulangan bencana agar resiko bencana tersebut dapat diminimalisir.
Dijelaskannya, berdasarkan data yang ada sepanjang tahun 2024 sebanyak 46 bencana telah terjadi di Bumi para sai batin dan ulama tersebut.
Adapun bencana yang dimaksud yakni terdiri dari bencana alam dan bencana non alam.
Jika melihat total jumlah bencana yang terjadi lanjutnya, sekitar 80 persen diantaranya tergolong tren bencana yang berkaitan dengan perubahan iklim dan bencana alam.
Bencana alam yang sering terjadi di Pesisir Barat yakni tanah longsor, banjir hingga cuaca ekstrem.
Diantara bencana alam tersebut yakni,bencana angin kencang berbarengan dengan pohon tumbang termasuk angin puting beliung sebanyak sebanyak 28 kali terjadi.
Lalu, bencana gelombang tinggi satu kali terjadi, bencana banjir tiga kali dan dan tiga kali gempa bumi.
“Gempa bumi yang sering terjadi itu pusatnya bukan di wilayah Pesisir Barat, tetapi di Tanggamus dan Bengkulu,” ucapnya.
Sedangkan, bencana non alam diantaranya yakni bencana kebakaran terjadi sebanyak tiga kali dan orang hanyut empat kali serta satu korban tersambar petir.
Lanjutnya, untuk menimalisir resiko bencana yang terjadi berbagai upaya telah dilakukan pihaknya termasuk melakukan migitasi bencana yang menyasar masyarakat umum.
Migitasi sederhana yang dilakukan yakni mengimbau masyarakat agar tidak membangun pemukiman di dekat tebing karena rawan terjadi longsor dan tidak membangun rumah di pinggir sungai yang rawan terjadi banjir.
Selain itu untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana gempa bumi yang dan berpotensi terjadinya bencana sunami pihaknya juga telah membuat jalur evakuasi di beberapa titik.
“Kita berharap jangan sampai ini terjadi, tetapi kita tidak bisa memprediksi alam, untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi ada beberapa titik yang di siapkan untuk jalur evakuasi,” pungkasnya. (**/red)