Lampung Barat, Penacakrawala.com – Jumlah balita stunring di Lampung Barat, Lampung saat ini terus mengalami penurunan.
Pemkab Lampung Barat menyebut, kasus stunting di Lampung Barat hingga bulan Oktober tahun 2023 ini tersisa 588 balita.
Turunnya jumlah balita stunting ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Pemkab Lampung Barat, dr Widyatmoko Kurniawan.
“Berdasarkan data dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), jumlah kasus stunting di Lampung Barat terus menurun,” ujar dia, Sabtu (18/11/2023).
“Di mana pada bulan Februari tercatatada 1.058 balita stunting, Agustus turun menjadi 888, dan saat ini tersisa 588 balita,” terusnya.
Rincian 588 kasus balita stunting di Lampung Barat ini juga tersebar di 15 kecamatan yang ada di kabupaten setempat.
Tercatat di Kecamatan Balik Bukit ada 6 kasus, Sukau 52 kasus, Belalau 19 kasus, Sekincau 41 kasus, Suoh 93 kasus, Batu Brak 66 kasus.
“Kemudian Sumber Jaya 42 kasus, Way Tenong 43 kasus, Gedung Surian 8 kasus, Lumbok Seminung 39 kasus,”
“Lalu Pagar Dewa 32 kasus, Batu Ketulis 20 kasus, Bandar Negeri Suoh (BNS) 15 kasus, Kebun Tebu 88 kasus dan Air Hitam 25 kasus,” ujarnya.
Dirinya menilai, pendataan kasus stunting dilakukan dengan menggunakan E-EPPGM dan Survei Kesehatan Indonesia.
Kegiatan tersebut juga ilakukan secara Mikro dengan melibatkan Posyandu untuk bulan timbang sasaran intervensi.
“Kita juga intens melakukan koordinasi dengan stakholder terkait untuk terus menekan angka penurunan stunting,” ungkapnya.
“Sehingga target pemerintah Lampung Barat agar bisa nol stunting bisa diwujudkan dengan kerjasama antar semua pihak,” pungkasnya
Sebelumnya, Pj Bupati Lampung Barat Nukman juga menyebut jumlah stunting di Lampung Barat hingga Agustus 2023 berhasil mengalami penurunan.
Nukman menjelaskan, jumlah balita stunting di Lampung Barat yang tadinya mencapai 1.058 balita saat ini turun menjadi 888 balita.
“Hal itu berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) pada bulan Februari dan Agustus 2023,” ujarnya, Rabu (20/9/2023).
“Sehingga bisa dilihat bahwa jumlah balita stunting terjadi penurunan dari 1.058 menjadi 888,” sambungnya.
Dirinya menambahkan, Pemkab Lampung Barat sangat mendukung penuh program Nasional daalm hal penurunan stunting.
Salah satu langkah kongkrit yang dilakukan Pemkab Lampung Barat dalam penurunan stunting yakni gerakan bapak asuh.
“Dimana sampai dengan saat ini, terdapat empat anak asuh dengan kondisi berat badan dan tinggi badan tidak sesuai dengan umur,” kata dia.
“Program-program dalam menurunkan angka stunting yang lain juga terus berjalan dengan sinergitas antar seluruh instansi yang ada di Lampung Barat,” terusnya.
Selain itu, Pemkab Lampung Barat juga telah menggelontorkan anggaran senilai Rp 15 miliar lebih untuk menangani kasus stunting di Lampung Barat.
Nukman mengatakan, dalam mengatasi masalah stunting memang dibutuhkan anggaran yang cukup dan komitmen bersama.
“Itu semua sangat perlu dilakukan untuk menyukseskan upaya dalam menangani kasus stunting di Lampung Barat ini,” ujar dia.
“Karena itu, anggaran yang disiapkan juga harus cukup besar demi mendukung penurunan angka stunting terkhusus di kabupaten ini,” sambungnya.
Anggaran senilai Rp 15 miliar itu, kata dia, terbagi di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di lingkungan Pemkab Lampung Barat.
Yakni seperti di Dinas Kesehatan Rp 11 miliar lebih, kemudian Bappeda Rp 21 juta lebih, Dinas Perikanan Rp 174 juta.
Selanjutnya Dinas Ketahanan Pangan senilai Rp 122 juta lebih, Dinas Perkebunan dan Peternakan Rp 383 juta lebih.
Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Rp 160 juta.
“Dinas Lingkungan Hidup Rp 1,7 miliar lebih, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pekon (DPMP) Rp 92 juta lebih,” kata Nukman.
“Setelah itu Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Rp 750 juta dan terakhir Dinas Sosial sebesar Rp 527 juta lebih,” pungkasnya.(**/red)