Camat Air Naningan Royensyah mengatakan, kegiatan penyuluhan akan dilaksanakan di balai Pekon Sinar Jawa.
“Di mana kami, kecamatan telah koordinasi dengan pihak UPT yang ada di kecamatan, dan mereka menyatakan telah siap untuk menyampaikan materi penyuluhan pada kegiatan non fisik TMMD di Pekon Sinar Jawa,” ungkap Royensyah.
Kepala Pekon Sinar Jawa Misno ketika dikonfirmasi mengatakan, masyarakat menyambut antusias dan merespon positif berbagai kegiatan penyuluhan yang akan mulai disampaikan pada 18 Oktober 2022 mendatang.
Karena, lanjut Misno, melalui penyuluhan tersebut nantinya akan dapat menambah wawasan, ilmu dan pengetahuan masyarakat Pekon Sinar Jawa.
Ia juga menambahkan, dengan adanya kegiatan TMMD dan terbukanya akses jalan, akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Di mana, hasil bumi masyarakat setempat mayoritas kopi dan lada,” pungkasnya.
Sementara Pasiter Kodim 0424/Tanggamus Letda Kav. Mahroi ketika dikonfirmasi seputar kegiatan fisik mengatakan, untuk kegiatan fisik pada hari kelima, Sabtu 15 Oktober 2022 akan mengerjakan pembuatan talud dengan panjang sekitar 20 meter.
Selanjutnya pembuatan penahan plat beker untuk jembatan, pengupasan jalan yang masih tinggi karena banyak mobil yang tidak bisa menanjak, perapihan badan jalan dan lainnya.
Masyarakat, menurut Letda Mahroi sangat antusias melaksanakan berbagai kegiatan.
Karena menurut mereka, dengan terbukanya akses jalan maka pengangkutan hasil bumi jadi lancar.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sasaran TMMD ke-115 yang dilaksanakan saat ini adalah bidang fisik dan non fiisik.
Adapun sasaran fisik bertujuan untuk meningkatkan sarana dan prasarana wilayah, fasilitas sosial dan fasilitas umum lainnya.
Meningkatkan akses jalan di Pekon Sinar Jawa, khususnya di Dusun Batu Saeng, Dusun Talang Ogan, Dusun Talang Curup dan Dusun Sindang Bunga.
Sedangkan dalam bidang non fisik bertujuan untuk terwujudnya pemahaman tentang wawasan kebangsaan, terwujudnya pemahaman tentang bela negara, terwujudnya kemanunggalan antara TNI dengan rakyat, baik secara emosional dan institusional.
Kemudian terwujudnya pemahaman tentang pencegahan stunting dan terwujudnya pemahaman tentang mitigasi bencana.
Lalu terwujudnya pemahaman tentang cara mendidik anak secara baik dan benar, kesehatan serta meningkatkan pengetahuan dalam bidang pertanian dan perkebunan.(**/Red)