Mesuji, buanainformasi.com-Desa Adi Luhur di Kecamatan Panca Jaya, Kabupaten Mesuji sejak dulu memiliki potensi biji karet yang melimpah. Hal ini dapat dilihat dari luasnya lahan perkebunan karet di desa tersebut dan penduduknya yang sebagian besar berprofesi sebagai petani karet. Potensi biji karet atau yang disebut warga sekitar sebagai klatak tersebut mendorong lima mahasiswa asal Universitas Lampung (Unila) untuk mengolahnya menjadi komoditas yang bernilai jual lebih. Jum’at, (22/06/2016)
Mereka adalah Eka Prianti dan Zupika Audina dari jurusan agribisnis, Carta Wijaya dan Rizal Gata Kusuma dari jurusan teknik geofisika dan Sartika dari jurusan kehutanan yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) Unila. Berbekal keahlian yang mereka miliki, mereka berinovasi mengolah biji karet yang semula hanya dianggap gulma, kini berubah menjadi produk kerupuk yang bernilai ekonomi tinggi.
“Tujuan dari program ini adalah terciptanya usaha mandiri masyarakat yang kreatif, inovatif, dan tepat guna dengan memanfaaatkan biji karet sebagai bahan baku,” tutur Eka Prianti, Ketua PKM-PM Unila tersebut saat diwawancarai.
Ditambahkannya, saat ini program tersebut telah mencapai hasil 80% dari target yaitu terciptanya home industry yang berkelanjutan. Masyarakat sekitar, khususnya anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Adi Luhur telah diberikan pelatihan pembuatan produk kerupuk yang layak jual. Selain itu, masyarakat juga mendapatkan pelatihan pengemasan, pelabelan, dan pemasaran.
Dijelaskannya, kelompok KWT diberikan modal awal berupa mesin press kemasan, timbangan, alat pemotong kerupuk, plastik kemasan, label, serta bahan-bahan pembuatan kerupuk. Kini, sudah terbentuk dua sentra produksi kerupuk biji karet di Desa Adi Luhur, yaitu KWT Melati dan KWT Mawar.
Kerupuk biji karet saat ini dijual di pasaran dengan harga Rp 10.000 per kemasan ukuran 150 gram dengan berbagai varian rasa. Selain itu, produk kerupuk biji karet tersebut telah mengikuti berbagai perlombaan dan pameran serta telah dipasarkan di berbagai tempat, serta pemesanan dari masyarakat dan instansi.
“Program ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, diantaranya kepala desa setempat, dinas terkait, bahkan mendapat apresiasi dari Bupati Mesuji, Khamami. Kami berharap kerupuk biji karet dapat berkembang dan menjadi produk oleh-oleh khas Mesuji yang disukai oleh masyarakat luas dan memberikan alternatif bagi petani karet untuk meningkatkan penghasilan, mengingat harga getah karet yang kian hari semakin menurun.”Ujarnya. (Basri subur)