Bandar Lampung, BITV – Kota Bandar Lampung saat ini dalam kondisi darurat bakteri E-coli. Masih banyaknya warga berperilaku buang air besar sembarangan (BABS), penyedotan tinja yang tidak rutin, serta instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) yang tidak beroperasi, menjadi faktor-faktor utama pemicu.
Hal ini disampaikan Kepala UPT dan IPLT Bakung Setiawan Batin dalam acara penyusunan bersama Rencana Kerja Tahunan (RKT) SNV Netherland Development Organization bersama Kota Bandar Lampung di Umah Bone Resto, Bandar Lampung, Rabu, 9/1/2019.
“Tinja mencemari air dan membawa penyakit. Bandar Lampung saat ini darurat E-coli,” kata Setiawan.
Menurut data terbaru STBM Smart yang dirilis Kementerian Kesehatan, sebanyak 8,65% masyarakat Bandar Lampung masih melakukan praktik BABS.
Menurut I Nyoman Suartana, Sanitation Specalist SNV Indonesia, sumber masifnya E-coli tidak hanya dari praktik BABS. Hasil survey baseline SNV pada Februari 2018, terhadap 2.401 responden, dari 89% rumah tangga di Bandar Lampung yang memiliki tangki septik, sejumlah 78% rumah tangga tidak melakukan penyedotan tinja selama 5 tahun terakhir.
“Sementara itu, limbah tinja yang disedot dan dibuang ke IPLT tidak dikelola atau 0% aman,” tandas Nyoman.
“Perlu ada rencana yang terintegrasi dari semua stakeholder unntuk menjawab kondisi tersebut. Oleh karena itu SNV bersama stake holder sanitasi di Kota Bandar Lampung menyusun Rencana Kerja Tahun 2019,” sambungnya.
Kepala Bappeda Bandar Lampung Khaidarmansyah saat membuka acara mengapresiasi dukungan SNV membantu mengatasi permasalahan sanitasi dan membangun layanan sanitasi kota secara menyeluruh di Bandar Lampung.
Hal ini sebagai bagian upaya memenuhi target 6.2 pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDG) 6 yaitu menyediakan akses sanitasi dan fasilitas kebersihan yang memadai dan layak untuk semua, mengakhiri kebiasaan BABS, dan memberikan perhatian khusus kepada kebutuhan perempuan dan anak perempuan, serta mereka yang berada pada situasi rentan.
“Semoga ini dapat menjadi langkah awal untuk menjadikan sanitasi aman, terwujud di Bandar Lampung,” harapnya.(*)