Menlu Sampaikan Pentingnya, Pendanaan Vaksin Negara Berkembang

0
300

JAKARTA, Penacakrawala.com – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan pentingnya mengamankan kebutuhan pendanaan Covid-19 Vaccines Global Access (Covax) Facility untuk memenuhi kebutuhan vaksin khususnya bagi negara berkembang dan kurang berkembang. Hal tersebut disampaikannya saat memimpin pertemuan Covax Advance Market Commitment Engagement Group (AMC EG) secara virtual bersama dengan Menteri Kesehatan Ethiopia Lia Tadesse dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada Karina Gould, Rabu (17/3/2021).

“Kampanye untuk mendapatkan dukungan dana tambahan akan terus dilakukan di beberapa pertemuan internasional seperti G-7, G-20, SMU PBB dan pertemuan internasional lainnya,” kata Retno
Kamis (18/3/2021).

Adapun Covax AMC EG merupakan forum antara negara AMC dengan negara-negara donor untuk pengadaan dan distribusi vaksin bagi negara AMC. Saat membuka rapat, Retno menyampaikan bahwa sejak pertemuan terakhir pada Januari 2021, telah terjadi perkembangan sangat positif yang menimbulkan harapan. Kendati demikian, ia tak memungkiri ada tantangan dan dinamika yang perlu terus ditangani bersama. “Sejak pertemuan yang lalu, kita menyaksikan perkembangan yang signifikan di mana program vaksinasi telah dimulai setidaknya di 131 negara dan Covax telah mengirim lebih dari 28.3 juta ke lebih dari 46 negara. Semua ini memberikan harapan,” ujar Retno. Untuk itu, ia berharap semua pihak dapat terus bekerja sama untuk menjaga momentum positif tersebut.

Di sisi lain, Retno mengungkapkan bahwa tantangan baru yang dihadapi Covax AMC EG antara lain munculnya varian baru dan kepastian penjadwalan pengiriman vaksin. Dalam pertemuan tersebut, hadir pula para pakar Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) dan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Pertemuan ini menyampaikan beberapa hal terkait perkembangan Covax AMC EG. Pertama, kata Retno, hingga saat ini Covax Facility telah berhasil memobilisasi dana sebesar 6,3 miliar dollar AS dan telah melakukan kesepakatan dengan perusahaan manufaktur vaksin sebanyak 2,3 miliar dosis hingga 2021.
“Pertemuan juga membahas proyeksi alokasi vaksin dan waktu pengiriman selanjutnya bagi negara AMC hingga akhir tahun 2021,” tulisnya dalam rilis.
Kedua, terkait dengan mutasi varian baru Covid-19, WHO menyebutkan bahwa mutasi virus adalah sesuatu yang telah diprediksi sejak awal. Badan Kesehatan Dunia menyampaikan, pihaknya terus memonitor mutasi virus tersebut. Hasil riset WHO juga menunjukkan bahwa varian tersebut tidak berdampak negatif terhadap keampuhan vaksin yang dikirim melalui Covax Facility.

“Ketiga, terkait keputusan beberapa negara untuk menunda pemberian vaksin AstraZeneca khususnya yang diproduksi di Eropa menyusul ditemukannya dampak setelah vaksinasi, WHO sampaikan secara regular melakukan komunikasi dengan berbagai otoritas di Eropa maupun dunia terkait aspek keamanan vaksin COVID-19,”tulis rilis.

Atas hal tersebut, WHO menyimpulkan bahwa hingga saat ini nilai manfaat dari vaksin AstraZeneca lebih besar dari risiko yang ditemui. Untuk itu, WHO merekomendasikan vaksinasi dengan AstraZeneca dapat dilanjutkan. Sekadar informasi, Covax Facility memiliki target pengadaan vaksin bagi 20 persen dari populasi setiap negara AMC dan mendukung kesiapan negara AMC untuk melakukan rencana vaksinasi nasional. Retno mengatakan, partisipasi Indonesia pada Covax Facility menjadi penting.

Salah satunya karena berkontribusi dalam upaya pemenuhan target vaksinasi Indonesia bagi 181,5 juta orang pada Maret 2022. “Indonesia hingga saat ini telah menerima sebanyak 1.113.600 dosis vaksin AstraZeneca dari Covax Facility, yang merupakan bagian dari alokasi putaran pertama pengiriman vaksin AstraZeneca dari skema Covax Facility,

“ujar Retno. Pada alokasi putaran pertama, lanjutnya, Indonesia akan memperoleh 11.704.800 juta dosis vaksin AstraZeneca yang akan dikirimkan secara bertahap hingga Mei 2021. Sebelumnya, Indonesia terpilih menjadi salah satu ketua (co-chairs) dari Covax AMC EG. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendapatkan suara tertinggi dalam pemilihan yang dilakukan secara virtual tersebut.Negara AMC adalah negara yang akan memperoleh akses vaksin Covid-19 sebesar 20 persen dari populasi total negaranya.

“Pada dini hari 13 Januari 2021, kami mendapat kabar dari GAVI (Aliansi Vaksin Global) melalui PTRI Jenewa, bahwa Menteri Luar Negeri Indonesia telah terpilih menjadi salah satu co-chairs Covax AMC EG,” ujar Retno dalam keterangan pers virtual, Rabu (13/1/2021).

Sumber: Kompas.com
Editor: Muhammad Daffa