Bandar Lampung, Penacakrawala.com – Mitra Bentala menyebutkan terdapat anomali terkait prediksi musim kering yang akan kembali terjadi di tahun 2024.
Direktur Eksekutif Mitra Bentala Rizani menjelaskan, anomali musim kering yang diprediksi BMKG akan kembali terjadi pada Mei 2024.
Sedangkan puncak musim kering akan terjadi pada September 2024.
“Memang akan mulai musim kering lagi di bulan Mei, tapi anomali dari kita bukan berarti ada El Nino lagi,” jelas Rizani dalam Lokakarya Kerentanan dan Risiko Iklim Sektor Pertanian Provinsi Lampung di Hotel Horison, Bandar Lampung, Selasa (20/2/2024).
“Sepertinya ada kekeringan sama seperti tahun kemarin 2023. Tapi pola curah hujannya yang berbeda,” jelasnya.
Menurutnya, pemerintah telah melakukan antisipasi dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan maupun program yang mendukung atau mengantisipasi kembali terjadinya musim kering di tahun 2024 ini.
“Makanya ketika memang diperkirakan tahun 2024 akan tetap terjadi musim kering itu, sebetulnya sudah antisipasi itu bagaimana pemerintah juga mengeluarkan kebijakan-kebijakan atau program-program yang untuk mendukung atau mengantisipasi kekeringan itu,” katanya.
Dikatakan, Provinsi Lampung memiliki risiko terparah di sektor pertanian atas perubahan iklim.
Melihat hal itu, Lampung dikategorikan oleh Bappenas sebagai daerah yang menjadi fokus prioritas terkait antisipasi musim kering maupun perubahan iklim tersebut.
Begitupun dengan Pemerintah Provinsi Lampung yang akan menaruh perhatian lebih ke kabupaten/kota yang telah menjadi wilayah dengan risiko terparah terhadap lingkungan.
Kabupaten/kota yang menjadi daerah prioritas yakni Pesawaran, Lampung Timur, dan Lampung Selatan.
“Daerah-daerah yang terparah untuk di sektor pertanian berdasarkan Bappenas itu Provinsi Lampung, dan termasuk menjadi daerah superprioritas. Begitu pula di Lampung sendiri itu kalau kita lihat itu di Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Selatan lalu beberapa kabupaten lainnya. Jadi memang kita adakan kegiatan dan kenapa kita lakukan kegiatan, karena di Kabupaten Pesawaran misalnya dan Lampung timur berdasarkan penelitian menjadi salah satu wilayah-wilayah yang sangat rentan terhadap lingkungan di tahun 2024,” jelasnya.
Selanjutnya pihaknya berharap pemerintah telah mendapat informasi, data, terutama dari masyarakat.
Melalui informasi tersebut, diharapkan ada antisipasi dari pihak pemerintah sehingga ke depan terdapat program-program yang memang langsung ditujukan kepada petani.
Terutama program untuk lahan-lahan yang disinyalkan mengalami kekeringan utamanya lahan sawah sebagai lumbung pangan di Lampung.(**/red)