Mulai 2018 Perbatasan RI-Papua Nugini Terlistriki 24 Jam

0
750
Mulai 2018 Perbatasan RI-Papua Nugini Terlistriki 24 Jam
Mulai 2018 Perbatasan RI-Papua Nugini Terlistriki 24 Jam

Buanainformasi.com-Kementerian ESDM di bawah pimpinan Ignasius Jonan memiliki visi ‘listrik berkeadilan’ untuk seluruh rakyat Indonesia. Jonan ingin 12.000 desa di seluruh Indonesia yang saat ini belum terlistrikI dengan baik bisa segera terang benderang.

Salah satu wilayah yang menjadi target untuk diterangi adalah Kabupaten Pegunungan Bintang, yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Kementerian ESDM mengalokasikan dana dari APBN sebesar Rp 68 miliar, untuk membangun pembangkit listrik mini hidro (PLTM) berkapasitas 1 MW di Distrik Oksibil.

Sementara jaringan distribusi 20 kV sepanjang 30 kilometer sirkit (kms) akan dibangun oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pegunungan Bintang, dengan dana dari APBD sebesar Rp 50 miliar. Distrik Oksibil dapat dijangkau dengan pesawat dari Jayapura selama 1 jam perjalanan, dan dilanjutkan dengan perjalanan darat selama 1 jam dari Bandara Oksibil.

Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Rida Mulyana, dan Bupati Pegunungan Bintang, Costan Oktemka, hari ini melakukan groundbreaking PLTM Oksibil. Pembangkit ini ditargetkan rampung pada Desember 2017. Dengan begitu, Pegunungan Bintang bisa terlistriki 24 jam mulai Januari 2018.

Listrik dari PLTM Oksibil akan mengalir ke 800 rumah di Distrik Oksibil dan 3 distrik lainnya, 100 kantor pemerintah, 200 fasilitas umum, dan 300 penerangan jalan umum (PJU). Setelah PLTM Oksibil beroperasi, Pegunungan Bintang bisa terang benderang 24 jam. “PLTM Oksibil 1 MW target selesai Desember selesai. Ada 4 distrik yang akan menerima listriknya. 800 rumah, 100 kantor pemerintah, 200 fasil umum, 300 PJU. Januari 2018 24 jam nyala,” kata Costan Ektemka saat ditemui di Distrik Oksibil, Rabu (12/4/2017).

Selama ini, Pegunungan Bintang mengandalkan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) berkapasitas 1,2 megawatt (MW) yang bahan bakarnya amat mahal untuk listrik selama 6 jam per hari. Solar di Pegunungan Bintang harganya mencapai Rp 45.000/liter.

Dengan adanya PLTM Oksibil, penggunaan PLTD dapat dikurangi, konsumsi solar juga bisa ditekan. Dana sebesar Rp 20 miliar dari APBD Kabupaten Pegunungan Bintang bisa dihemat Rp 20 miliar per tahun karena PLTD tak lagi jadi andalan. Adanya listrik ini diharapkan bisa memajukan perekonomian di Pegunungan Bintang. “Kita hemat Rp 20 miliar per tahun karena ada PLTM. Kita ingin ada industri tumbuh,” tutup Costan.(*)

Sumber : detik.com