Lampung Utara, BuanaInformasi.com – Warga Dusun Dorowati Desa Penagan Ratu Kecamatan Abung Timur Kabupaten Lampung Utara, diresahkan oleh Oknum Pengurus Koperasi Produsen Pelita Harapan (KPPH),yang diduga dengan sengaja merusak tanaman perkebunan milik warga, tanpa pemberitahuan dan mekanisme atau prosedur yang jelas.
Aksi merusak lahan sekaligus merampas perkebunan singkong dan tebu yang ditanami warga dusun dorowati. Dipicu dari belum adanya kesepakatan atas hak kelola atau hak sewa tanah yang diketahui milik Balai Besar Pengairan Provinsi Lampung.
Berdasarkan informasi yang dihimpun beberapa awak media online, Sabtu (27/01/2018), dalam musyawarah warga Dusun Dorowati, bahwa warga setempat dan beberapa warga desa lainnya memanfaatkan lahan pinggir di sepanjang irigasi pengairan milik Balai Besar Pengairan Provinsi Lampung untuk menanam singkong ataupun tebu.
“Selama puluhan tahun, warga di sini memanfaatkan areal pinggiran untuk ditanami singkong maupun tebu. Selama ini tidak pernah timbul permasalahan”, jelas warga.
“Hasil panen yang kami dapatkan semata-mata untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga,” tutur Priyono, kepada awak media yang sekaligus melihat kondisi tanaman tebu milik masyarakat dan lebih khusus miliknya yang sudah dirusak oleh Oknum Pengurus KPPH.
Namun, dikatakan Priyono, pada Jum’at kemarin, (26/01/2018), sekitar pukul 13.00 WIB, oknum yang mengatasnamakan pihak Koperasi Produsen Pelita Harapan, tanpa pemberitahuan sebelumnya terindikasi kuat dugaan para oknum tersebut telah melakukan perusakan lahan yang ditanami warga, ujarnya.
“Beberapa tahun yang lalu, kami pernah melakukan kesepakatan dengan pihak Balai Besar Pengairan Provinsi Lampung. Dalam kemufakatan itu, pihak warga diperkenankan untuk mengelola areal pinggiran tanpa dibebani biaya sewa. Namun, sewaktu-waktu pihak Balai Besar Pengairan akan menggunakan areal dimaksud, warga tidak diperkenankan untuk menolak apalagi menuntut dalam bentuk apapun,” papar Priyono.
Di Lain Pihak, Parlan mengatakan sebelum insiden perusakan tanaman kebun itu terjadi, pihak Koperasi Produsen Pelita Harapan sempat mengumpulkan warga di Balai Dusun setempat guna memberitahukan bahwa pihak koperasi dimaksud telah menjalin kesepakatan kerja sama (MoU) dengan Balai Besar Pengairan Prov. Lampung, katanya.
“Dalam pertemuan itu, Ketua Koperasi Produsen Pelita Harapan, Sunarto, menyampaikan jika pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Balai Besar Pengairan Prov. Lampung. Dalam MoU disebutkan bahwa pihak Balai Besar menyerahkan sepenuhnya pengelolaan atas tanah milik Balai Besar kepada pihak koperasi,” jelas Parlan.
Dikatakan Kepala Dusun VIII, Ngatino, dalam pertemuan di Balai Dusun setempat beberapa waktu lalu, Ketua Koperasi Produsen Pelita Harapan mengatakan jika pihaknya telah menyerahkan uang sejumlah Rp120 juta kepada Balai Besar Prov. Lampung sebagai dasar disepakatinya pengelolaan areal tersebut, ungkapnya.
“Dengan dasar itulah, mereka (pihak Koperasi Produsen Pelita Harapan) membebani sewa atas lahan yang digarap warga selama ini dengan nilai Rp120 rb per-tahun,” kata Ngatino.
Kejanggalan anehnya saat warga menanyakan bukti konkrit MoU/salinan perjanjian dimaksud, pihak koperasi tidak mau menunjukkannya kepada warga.
“Terkesan pihak koperasi menutupi hal tersebut bahkan dengan sengaja mengancam warga apabila tidak secepatnya melakukan pembayaran sewa, maka lahan dimaksud akan digusur tanpa memperdulikan keluhan dan permintaan warga,” urai Kadus VIII, Ngatino, seraya mengatakan pihak koperasi menetapkan biaya sewa untuk dua tahun yang dibayar sekaligus dan dalam tempo yang sangat singkat, kata dia.
Sementara itu, Kepala Desa Penagan Ratu, Taufik, saat dikonfirmasi via ponselnya, Sabtu, (27/01/2018), mengatakan pihak Koperasi Produsen Pelita Harapan tidak memberikan informasi atau pemberitahuan sebelumnya dalam bentuk apapun kepada pamong desa terkait aksi perusakan tanaman kebun milik warganya itu.
“Sebelumnya saya tidak mengetahui apa-apa. Namun, baru pada sore hari saya menerima surat dari Koperasi Produsen Pelita Harapan. Itupun saya terima setelah saya mengetahui adanya aksi penggusuran itu,” jelas Taufik.
Dikatakannya, atas adanya peristiwa yang tidak mengenakkan tersebut, dirinya menghimbau agar kedua belah pihak dapat menahan diri. “Kita akan telusuri lebih jauh untuk mengatasi permasalahan ini,” pungkas Kades Penagan Ratu via ponselnya. (Gian)
