Pemadam Kebakaran Di TPA Bakung Kurang Lebih Sudah Menghabiskan 1 Juta Liter Air

0
110

Bandar Lampung, Penacakrawala.com – Bencana kebakaran di tempat pembuangan akhir atau TPA Bakung, Teluk Betung Barat, Bandar Lampung belum padam hingga Senin (16/10/2023).

Sejak titik api muncul pada Jumat (13/10/2023) sore, kebakaran diperkirakan telah menghanguskan hampir lima hektar tumpukan sampah di TPA Bakung Bandar Lampung.

Proses pemadaman kebakaran di TPA Bakung Bandar Lampung ini telah menghabiskan kurang lebih satu juta liter air.

Namun, cuaca yang sangat panas serta tumpukan sampah mudah terbakar membuat petugas pemadam kebakaran masih kesulitan menjinakkan si jago merah.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Pemkot Bandar Lampung Antony Irawan mengatakan, proses pemadaman kebakaran ini sendiri telah menghabiskan sekitar 200 tangki air berukuran 5000 liter.

“Sejak hari jumat (13/10/2023), total luasan yang sudah terbakar ada sekitar 4,5 hektar, bahkan hampir 5 hektar,” ungkap Antony Irawan, Senin (16/10/2023).

“Untuk perhitungan mobil tangki yang sudah bolak balik dikerahkan ada sekitar 200 tangki,” jelasnya.

Lanjut Antony, pihaknya juga mengerahkan sekitar 52 orang personel untuk untuk memadamkan titik api.

Dia pun mengatakan, pihaknya selalu mensiagakan 8 unit mobil pemadam di lokasi kebakaran

“Hari ini kita mengerahkan 52 personel ke TPA Bakung ini untuk mengendalikan api,” kata dia.

“Untuk mobil pemadam, paling tidak selalu kita siagakan 6 sampai 8 unit untuk memadamkan api,” imbuhnya.

Menurut Antony, selama empat harinproses pemadaman pihaknya telah melakukan sejumlah upaya untuk memadamkan si jago merah.

“Jumat dan sabtu upaya yang kita lakukan adalah melokalisir supaya api tidak meluas keluar area TPA Bakung,” kata Antony.

“Hari Minggu kita fokus untuk melakukan upaya pemadaman, hingga hari ini masih tetap kita lanjutkan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Antony mengungkapkan pihaknya kesulitan memadamkan api lantaran pokok yang terbakar merupakan tumpukan sampah yang mudah tersulut api.

Selain itu, tumpukan sampah yang mengandung gas metana juga membuat api semakin sulit untuk dipadamkan.

“Kendala kita karena yang terbakar ini adalah tumpukan sampah yang memang sangat sulit dipadamkan,” kata Antony

“Kemudian juga adanya kandungan gas metana semakin menyulitkan kita melakukan pemadaman,” imbuhnya.

Tak hanya itu, minimnya alat berat untuk membongkar sampah juga membuat petugas pemadam kesulitan menjinakkan api.

“Karena ketika kita melakukan penyiraman, itu hanya akan memadamkan api yang dipermukaan saja, maka dari itu dibutuhkan alat berat yang cukup untuk membongkar tumpukan sampah agar kita dapat menjangkau titik api yang ada di lapisan bawah sampah,” pungkasnya. (**/red)