Pembacokan Pria di Kalideres

0
283

JAKARTA, KOMPAS.com – Muhammad Rayhan Rahmad (19) tewas dibacok pria berinisial IS alias A di Jalan Bulak Teko, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (19/4/2021). Kawannya yang bernama Putra juga dibacok tersangka pelaku. Putra mengalami luka berat di bagian tangan dan masih menjalani perawatan di rumah sakit. Kematian Rayhan bermula dari permainan futsal dua kelompok pemuda di sebuah lapangan di kawasan Kalideres, Jakarta Barat. Lapangan yang dipakai itu harus disewa.

Berdasarkan keterangan polisi, Rayhan dibacok saat sedang melerai dua kelompok yang berseteru. “Pada 19 April 2021, kejadian berawal dari permainan futsal yang sudah disepakati oleh dua kelompok yang tinggal di Kalideres, yaitu Kampung Kojan dan Kampung Bulak Teko, “kata Kapolres Jakarta Barat, Kompes Pol Ady Wibowo, dalam konferensi pers, Kamis (22/4/2021). “Dalam kesepakatan, bagi yang kalah bayar sewa Rp 360.000, sewa lapangan.

Syarat lain tidak boleh pakai pemain dari luar kampung,” kata Ady. Pertandingan berlangsung dengan kemenangan kelompok Bulak Teko. Namun, kelompok Kojan yang kalah enggan membayar sewa lapangan. Pasalnya, ada pemain kelompok Bulak Teko yang diduga berasal dari luar kampung “Sehingga, yang kalah tidak mau bayar sewa,”kata Ady. Hal tersebut memicu cekcok bahkan hingga di luar lapangan. Kelompok Bulak Teko segera meminta pertolongan kawan-kawannya yang lebih tua.

“Dari (kelompok) Bulak Teko mereka menghubungi abang-abang rekan-rekan, di mana salah satunya tersangka atas nama IS alias A yang dalam kondisi mabuk,” jelas Ady. IS yang mabuk membawa celurit ke lokasi keributan. “Kemudian pada saat itu korban Muhammad Rayhan Rahmad dan Putra menengahi, melerai kedua kelompok agar tidak bertengkar,” kata Ady. Namun, IS yang sedang mabuk menyabet Rayhan dan Putra dengan celurit.

“Celurit mengenai punggung Muhammad Rayhan Rahmad dan satu lagi kena Saudara Putra di tangan cukup parah,” ungkap Ady. Bikin celurit sendiri Polisi menyebut IS menggunakan sebuah celurit yang dia buat sendiri ketika menyerang korban. “Ini bukan celurit cetakan pabrik, tapi bikinan, ini tidak tajam bagian badan tapi tajam di bagian ujung saja, kemudian ini menusuk punggung cukup dalam dan kena bagian dalam vital korban,” kata Ady.

Berdasarkan pengakuan IS, ia merakit celurit itu setahun lalu tetapi baru pertama kali digunakan dalam kasus pembacokan. IS mengaku meletakkan celurit tersebut di rumah kawannya. Dia membawa celurit untuk berjaga-jaga jika suatu saat diserang. IS akhirnya ditangkap di Desa Merak, Sukamulya, Tangerang, Banten, Rabu lalu. Kanit Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Barat AKP Dimitri Mahendra menyatakan, penangkapan bermula dari informasi persembunyian IS yang diterima pihaknya
dari seorang warga. “Akhirnya tim bergerak cepat ke lokasi dan kami berhasil menangkap tersangka A ini,” kata Dimitri.

Sumber:Kompas.com
Editor:Muhammad Daffa