Bandar Lampung, BITV – Pembangunan flyover yang menghubungkan Jalan Untung Suropati dan Jalan RA Basyid nampaknya bakal berlangsung alot. Pasalnya, pembebasan lahan di dua jalan tersebut belum menemukan titik temu.
Salah satu warga yang terkena dampak pembebasan lahan, Karjoyo (65), mengatakan bengkel sepedanya yang berada di Jalan Untung Suropati, Labuhan Ratu Raya, Labuhan Ratu juga terkena dampak.
“Di jalan ini katanya yang kena sepanjang 120 meter. Kami warga minta harga ganti rugi tanahnya Rp 3 juta per meter, tapi pemkot mintanya Rp 2 juta per meter. Sampai sekarang belum deal dengan pemkot,” kata Karjoyo, Kamis (10/1/2019).
Dia menjelaskan, warga mendukung penuh rencana pembangunan flyover tersebut. Namun, pemkot juga seharusnya memikirkan nasib warga.
“Kami nggak masalah, kami mendukung asal sesuai saja. Sudah dua kali diukur kok, katanya harga ganti rugi bangunan beda, tanahnya beda. Harga pasaran tanah di sini lebih dari Rp 3 juta, kalau jual pakai harga segitu sudah laku saya jual dua tahun yang lalu. Kami jual dengan harga murah begitu karena mau bantu pemerintah,” tandasnya.
Sementara, harga ganti rugi lahan di Jalan RA Basyid, Tanjung Senang, dipatok warga lebih tinggi. Satu meter tanah di sana mencapai Rp10 juta.
“Kalau angka pasti tiap warga saya nggak paham, beda-beda. Tapi ada yang sampai Rp 10 juta mintanya, pemkot nggak mau karena nggak ada dananya, mereka sanggup bayar Rp 2 juta saja. Harga tanah di sini kan memang sudah mahal,” jelas perempuan, warga yang enggan menyebutkan namanya.
Ia mengungkapkan, banyak warga yang tak setuju dengan pembangunan flyover ini. Sebab, keberadaan flyover di jalan tersebut tidak terlalu urgent.
“Ya kan di sini nggak macet-macet banget, macet juga karena ini kan memang pasar. Banyak yang nggak setuju warga di sini. Tapi memang sudah beberapa kali pemkot sosialisasi soal ini. Kami belum deal dengan ganti ruginya,” pungkasnya.(*)