NTT, BITV – Demi tumbuh kembangnya Komodo pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menutup pulau komodo selama 1 tahun. Pemprov NTT juga siapkan dana sebesar Rp 100 Miliar dari dana APBD 2019 demi pendanaan pembangunan pulau Komodo.
“Tahun ini kami anggarkan dana sebesar Rp100 miliar dari APBD untuk bangun Pulau Komodo untuk bangun dari awal lagi populasi Komodo di pulau itu,” kata Viktor, Senin (21/1/2019).
Dana juga akan digunakan untuk budidaya ternak seperti kerbau, babi, kambing, serta rusa, agar sejumlah Komodo tersebut tak saling memakan.
“Belum lama ini ada pencurian ternak di pulau Komodo. Ini baru satu orang mungkin, masih banyak yang melakukan pencurian. Kalau ini tidak dicegah makan makanan Komodo bakal berkurang. Jangan sampai Komodo memakan anaknya sendiri,” ujar dia.
Gubernur NTT juga menambahkan bahwa walaupun pengelolaan Taman Nasional Komodo (TNK) di bawah kendali Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Namun pengelolaan TNK tetap akan diambil alih oleh pemerintah Provinsi NTT.
“Oleh karena itu kami akan ambil alih. Kami juga akan tutup untuk sementara waktu, Kalau ribut-ribut paling nanti Presiden yang akan turun, dan saat itu kami akan jelaskan alasannya,” ujar Gubernur.
Tujuan penutupan itu juga untuk memberikan kesempatan kepada pemerintah mendesain ulang kawasan itu, antara lain menanam pohon dan menambah makanan komodo.
“Jika ada wisatawan yang datang ke kawasan TNK boleh masuk dan berkeliling di TNK, tetapi tidak boleh turun dari kapal,” tambahnya.
“Saya sungguh-sungguh, Pulau Komodo harus didesain ulang. Wisatawan suka dengan kehidupan liar dari Komodo. Mereka datang bukan untuk melihat Komodo yang hidupnya malas-malas,”
Jika nantinya pulau Komodo sudah didesain ulang dan rapih kemudian dibuka kembali maka harga tiket masuk mencapai 500 dolar per orang atau setara dengan dengan Rp 7 juta per orang.
“500 dolar itu bentuk donasi terhadap pembangunan ekosistem dunia,” katanya. (*)