Bandar Lampung, BITV – Pengamat politik Universitas Lampung Roby Cahyadi pesimis, target yang dicanangkan Komisi Pemilihan Umum untuk partisipasi pemilih pada pemilu 17 April tahun ini sebesar 77 koma 5 persen tidak tercapai.
Prediksi tersebut menurutnya karena dirinya memperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah masyarakat yang tidak menyalurkan hak suaranya atau golput pada pemilu nanti.
Selain itu bercermin dari pelaksanaan pemilu tahun 2014 lalu, target partisipasi pemilih yang dicanangkan KPU sebesar 75 persen juga tidak tercapai. Masih tingginya masyarakat yang dikategorikan sebagai pemilih tradisional diabandingkan pemilih rasional di Indonesia, menurutnya menjadi faktor utama yang dapat menyebabkan tingginya angka golput pada pemilu mendatang.
Pemilih rasional tersebut menurutnya memiliki kecenderungan memiliki rasa fanatik pada pasangan calon presiden, sementara pada pemilu presiden dan wakil presiden tahun ini, hanya terdapa dua pasangan capres-cawapres, yang belum tentu diidolakan masyarakat tradisional.
“Saya prediksi target partisipasi pemilih yang dicanangkan kPU sebesar 77,5 persen tidak akan tercapai. Banyak faktornya, seperti jumlah masyarakat yang masih menjadi pemilih tradisional cukup tinggi diabndingkan pemilih rasional,”ungkapnya (23/01/2019).
Selain faktor Calon Presiden dan Wakil Presiden yang akan berkompetisi pada pemilu nanti hanya terdapat dua pasangan calon, Roby Cahyadi mengatakan, faktor cuaca seperti hujan yang diperkirakan masih berpotensi sering terjadi pada April mendatang, juga menjadi faktor lain meningkatnya masyarakat yang memilih golput pada pelaksanaan pemilu mendatang.
Sehingga dirinya berharap kepada pihak penyelenggara pemilu dan stakeholder terkait, dapat membuat berbagai terobosan dalam kurun waktu saat ini, untuk memberikan stimulan kepada masyarakat dalam menyalurkan hak suaranya. (*)