Perang Sarung, Diduga Lemas Yang Mengakiabatkan Remaja Di Lampung Selatan Tewas

0
73

Lampung Selatan, Penacakrawala.com – Polisi ungkap hasil autopsi remaja yang tewas karena perang sarung di Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan.

Sebelumnya diberitakan korban berinisial LRF (14) meregang nyawa akibat perang sarung yang terjadi pada Senin (18/3/2024) pukul 20.30 WIB di Kalianda, Lampung Selatan.

Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin menyebut, LRF sudah selesai dilakukan autopsi dan sudah dimakamkan pihak keluarga pada Selasa (19/3/2024).

Lebih lanjut, Kapolres menyebut dari hasil autopsi sementara ditemukan trauma benda tumpul di bagian kepala, punggung dan lutut.

“Hasil autopsi sementara korban diduga mati lemas yang disebabkan benda tumpul,” kata Yusriandi, Rabu (20/3/2024).

Namun, pihaknya masih menunggu hasil lab dari rumah sakit.

Pihaknya belum menentukan tersangka karena masih mendalami kasus tersebut dengan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi.

Meski begitu, sejauh ini sudah ada 22 saksi yang dimintai keterangan.

“Kita sudah memanggil 22 saksi baik dari desa Kecapi maupun desa Pematang,” katanya.

“Tolong dibedakan saksi dengan terperiksa. Kalau saksi itu cakupannya luas, bisa saja dia saksi yang saat itu ada di lokasi, teman korban dan lainnya. Tapi kalau sudah terperiksa itu sudah menjurus ke arah pelaku. Nah, 22 orang yang kita panggil ini baru sebatas saksi,” sambungnya.

Maka dari itu pihaknya telah memanggil para saksi untuk dimintai keterangan mayoritas anak di bawah umur dan masih duduk di bangku SMP.

Sebelumnya, pihaknya menerima laporan adanya korban meninggal dunia diduga akibat perang sarung.

“Polres Lampung Selatan mendapat laporan dari paman korban LRF (14) bahwa ponakannya meninggal dunia diduga akibat perang sarung,” kata Yusriandi.

Berdasarkan laporan paman korban itu, pihaknya melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.

Ia pun menjelaskan kronologi kejadian perang sarung yang dilakukan antar sekelempok anak-anak di Kalianda tersebut.

“Awalnya korban dan teman-temannya, sekelompok anak-anak dari Desa Kecapi sudah janjian dengan sekelompok anak dari Desa Pematang, berkumpul untuk melakukan permainan perang sarung,” ujarnya.

“Perang sarung yang mereka lakukan tidak jauh dari lapangan voli,” sambungnya.

Ia menyebut perang sarung yang dilakukan sekelompok anak tersebut sempat dibubarkan oleh warga.

Namun, mereka berkumpul lagi.

Lalu, terjadilah aksi kejar-kejaran diantara mereka.

Sehingga korban meninggal dunia, diduga karena lemas. (**/red)