Peringati HUT Ke-71 Pemkab Lamteng Usung Adat Istiadat Lampung Pepadun

0
458

Lampung Tengah, buanainformasi.com – Memperingati hari ulang tahun Kabupaten Lampung Tengah yang ke-71, pemerintah kabupaten setempat bakal menyelenggarakan perhelatan akbar yang akan mengangkat budaya dan adat istiadat Lampung pepadun di Lampung Tengah.

Dipusatkan di Sesat Agung Nuwo Balak pada 19 Juli mendatang, acara ini dinamakan Gawi Agung Bejuluk Beadek, yakni pemberian gelar adat dari kesutanan Jurai Siwo Mergo Lampung Pepadun. Ratusan kepala kampung, lurah, dan pejabat Lampung Tengah rencananya akan menerima gelar adat dalam perhelatan tersebut.

Bupati Lampung Tengah DR. Ir. Mustafa mengatakan Gawi Agung Bejuluk Beadek akan menjadi even tahunan yang digelar dalam rangka memperingati HUT Lamteng. Melalui even ini diharapkan mampu mengangkat kebudayaan asli Lampung Tengah ke masyarakat luas.

Lebih jauh bupati ronda ini menerangkan, ada 9 kebuayan yang ada di Lamteng yang menjadi tonggak sejarah, yakni Kebuayan Nunyai, Unyie, Subing, Nuban, Beliuk, Selagai, Anak Tuha, Nyerupo dan Pubian.

“Sayangnya masih banyak yang tidak mengetahui sejarah atau kehadiran 9 kebuayan ini. Padahal mereka adalah tonggak sejarah masyarakat Lampung khususnya di Lampung Tengah. Karenanya melalui Gawi Agung ini saya ingin mengingatkan kembali, atau mengenalkan kebudayaan-kebudayaan tersebut lebih luas lagi ke masyarakat,” ungkap Mustafa saat meninjau persiapan Gawi Agung di Sesat AgungNuwo Balak, Rabu 12/7/2017 malam.

Mustafa memastikan acara Gawi Agung bakal meriah. Selain memberikan gelar adat kepada tokoh masyarakat di Lampung Tengah, ia juga bakal mengundang seluruh bupati/walikota seprovinsi Lampung dan seluruh raja-raja dari kerajaan di Provinsi Lampung, seperti kerajaan dari sekala bekhak, melinting, Raden Intan dan kerjaan lainnya yang ada di Lampung.

Pihaknya berharap melalui Gawi Agung Bejuluk Beadek ini akan mempererat rasa persaudaraan, serta memperkokoh rasa kesatuan persatuan masyarakat Lampung khususnya di Lampung Tengah. Ia percaya jika seluruh masyarakat di provinsi Lampung ini sudah menjiwai adat budaya Lampung, maka tidak akan ada lagi konflik social yang disebabkan SARA.

“Ada banyak filosofi masyarakat Lampung, mulai dari Piil Pusanggihki (malu melakukan pekerjan hina), Juluq Adoq (berkepribadian), Nemui Nyimah (Silaturahim), Nengah Nyampokh (aktif bermasyarakat) dan Sakai sambayan (gotong royong). Saya yakin jika ini dipegang teguh, kita bisa menjadi generasi yang berbudaya,” tandasnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Lamteng Andi MTA menjelaskan persiapan Gawi Agung Bejuluk Beadek ini sudah 60 persen. Acara ini bakal melibatkan tokoh-tokoh adat di Lampung Tengah dan pemuda-pemudi yang nantinya akan menampilkan kesenian adat istiadat Lampung.

Gawi Agung Bejuluk Beadek, kata dia, dimaksudkan untuk melestarikan adat budaya Lampung serta untuk mengenalkan kepada masyarakat Indonesia bahwa kebudayaan adat Lampung di Lamteng ini sangat beragam dan patut untuk dilestarikan.

“Selama ini kebudayaan Kesultanan Abung Jurai Siwo selama ini sangat tertutup karena pelaku adatnya asli orang pribumi. Karenanya perlu ada upaya untuk mengenalkan kebudayaan ini secara luas. Melalui acara ini, mudah-mudahan apa yang menjadi target kita dapat terwujud,” harapnya.(Hengki)