Buanainformasi.com, JAKARTA, – Jumlah peserta beras miskin (raskin) meningkat lantaran adanya ketidakcermatan data penerima bantuan raskin oleh pemerintah. Data pada tahun 2011, penerima program raskin mencapai 15,5 juta orang dan kini menjadi 18,3 juta orang.
“Sekarang kita komunikasikan dengan daerah bahwa pendekatannya bukan lagi rumah tangga, tapi keluarga. Karena dalam satu rumah biasanya ada lebih dari satu keluarga,” ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/6/2015).
Khofifah mengaku, pemerintah sudah melakukan proses verifikasi dan validasi data kembali sehingga jumlah peserta raskin bertambah menjadi 18,3 juta orang. Jumlah itu nantinya akan masuk dalam program raskin tahun 2016.
Menurut Khofifah, setiap keluarga mendapat bantuan beras sebanyak 15 kilogram. Sementara untuk harga tebusnya Rp 1.600 per kilogram.
Khofifah mengungkapkan, dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo hari ini, Presiden menyoroti soal ketepatan waktu distribusi raskin.
Selama ini distribusi raskin selalu terkendala dengan kondisi alam suatu wilayah. Sehingga, pemerintah memutuskan pemerintah daerah harus berkontribusi.
“Nanti seharusnya ada sharing budgeting dari APBD,” ucap Khofifah.
Kualitas buruk
Hal lainnya yang juga akan diperbaiki pemerintah adalah soal kualitas beras raskin. Presiden Jokowi menyinggung soal beras raskin yang berkutu dan berwarna hitam. Menurut Khofifah, hal itu terjadi karena ketidakberesan penerapan prinsip First In First Out.
Badan Urusan Logistik, kata dia, selalu membeli beras dengan kualitas medium. Namun, apabila disimpan satu tahun, warna beras memang suka berubah. Berdasarkan data Bulog, setidaknya ada 400.000 ton beras yang tidak layak dan harus dihanguskan.
“Oleh karena itu managemen FiFo, first in first out, ini yang sekarang yang diharapkan bisa disosialisasikan ke seluruh management gudang divre dan sub Divre Bulog,” ujar Khofifah.
Dia memastikan bahwa cadangan beras Bulog aman hingga bulan Oktober 2015, sehingga masyarakat tak perlu khawatir harga beras kembali melonjak. (Sumber : Kompas.com).