Metro, Penacakrawala.com – Tim Satreskrim Polres Metro berhasil mengamankan tiga sindikat pencurian kendaraan bermotor (curanmor).
Tiga di antaranya ditembak dikarenakan melawan polisi saat akan ditangkap.
Kasat Reskrim Polres Metro Iptu Rosali mengatakan, tiga sindikat curanmor di Metro tersebut berasal dari wilayah yang berbeda.
Masing-masing kelompok Banjar Ratu, Lampung Utara; kelompok Tebing, Lampung Timur; dan kelompok Gunung Sugih, Lampung Tengah.
Kelompok spesialis curanmor tersebut melancarkan aksinya secara acak di sejumlah kecamatan di Kota Metro.
Ia menambahkan, tujuh pelaku yang ditangkap tersebut merupakan pengungkapan yang dilakukan dalam kurun waktu dua minggu terakhir.
“Berkaitan dengan pengungkapan kasus yang menonjol di Polres Metro selama dua minggu ke belakang ini. Satreskrim Polres Metro serta jajaran Polsek di Polres Metro bersama dengan Tekab 308 melaksanakan ungkap kasus terkait dengan curanmor yang ada di kota Metro,” ujarnya, Rabu (29/11/2023).
Rosali mengungkapkan, tujuh tersangka tersebut merupakan residivis yang berasal dari tiga kelompok kriminal curanmor.
“Yang sudah kita ungkap ini ada tiga kelompok. Yang pertama ada kelompok dari Banjar Ratu, kemudian kelompok dari Tebing, kemudian kelompok dari Gunung Sugih,” bebernya.
“Dari kelompok Banjar Ratu, kami amankan 5 orang tersangka. Kelompok ini berasal dari perbatasan Lampung Utara dan Kabupaten Lampung Tengah. Mereka ini juga merupakan residivis,” imbuhnya.
Kelompok Banjar Ratu, lanjut dia, kerap beraksi dengan brutal serta tidak segan melukai korbannya apabila tepergok mencuri.
“Kelompok ini juga beraksi dengan tidak segan-segan melukai korbannya. Di antaranya pada saat proses penangkapan mereka melakukan perlawanan kemudian meneriaki petugas Tekab 308 dengan teriakan maling,” jelasnya.
“Sehingga akan terjadi suatu hal yang tidak diinginkan maka setelah mereka melarikan diri sehingga diambil tindakan tegas terukur. Di antaranya yaitu Saudara Mat dan Saudara Andi,” tambahnya.
Akademisi Universitas Muhammadiyah Metro Edi Ribut menilai aparat kepolisian harus lebih gencar melakukan patroli untuk menekan kriminalitas di Kota Metro.
Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Metro ini mengatakan, kepolisian harus menggiatkan patroli akan tidak memberikan ruang bagi pelaku kejahatan yang akan melakukan aksinya di Kota Metro.
“Kejahatan itu muncul karena ada beberapa sebab, bahwa masyarakat itu tidak waspada dengan kondisi-kondisi lingkungan sekitar, tidak hanya di Metro saja tapi di mana-mana,” ujarnya.
“Yang paling utama yang harus dilakukan khususnya oleh polisi menggiatkan operasi dan patroli pada malam hari ataupun siang hari,” imbuhnya.
“Karena kalo seperti Jakarta itu biasanya diumpan, jadi pada daerah tertentu polisi nyamar sebagai masyarakat dan mengumpan sepeda motor, nah itu efektif untuk menjebak mereka,” kata dia.
“Kalo orang reserse di sini (Metro) mungkin sudah tahu bagaimana mempelajari karakter kejahatan, karena kejahatan itu berbagai macam strategi dan cara,” lanjutnya.
Selain patroli, bisa juga dilakukan pengembangan terhadap pelaku kejahatan yang pernah tertangkap.
“Patroli digiatkan, pengembangan- pengembangan juga, mungkin bisa ditanyakan kembali kepada pelaku yang sudah ditangkap terkait jaringan mereka sebagai sumber informasi mendeteksi pelaku lain,” ujar Edi.
“Banyak juga pelaku baru yang anak muda, cara-cara yang dilakukan itu ya pencegahan dengan cara patroli malam hari ya digiatkan, karena dengan kegiatan patroli ditingkatkan, maka pencuri yang akan beraksi itu melihat situasi juga,” terusnya.
Selain itu, menurutnya perlu juga adanya penggunaan CCTV di tempat parkir maupun keramaian.
“Ada CCTV itu juga bisa dimanfaatkan sebagai mendeteksi awal, lahan-lahan parkir atau fasilitas umum yang ada di Metro itu memang harus dilengkapi dengan CCTV,” bebernya.
“Setidaknya ketika terjadi peristiwa, korban itu tidak tahu, setidaknya jejak digital itu ada,” tambahnya.(**/red)