Program Intensifikasi Berhasil Dongkrak Peningkatan Hasil Produksi Kopi di Lampung Barat

0
870

Lampung Barat, bitv – Pemerintah Kabupaten Lampung Barat,melalui Dinas Perkebunan dan Perternakan (Disbunak) memiliki Program unggulan tahun 2018.

Intensifikasi kopi merupakan program yang diarahkan untuk langsung menyentuh petani kopi miskin yang masuk dalam data terpadu TNP2K (Tim Nasional Pembangunan Pengentasan Kemiskinan).

Kabid Perkebunan Sumarlin  mendampingi Kadis Perkebunan dan Perternakan (Disbunak) Tri Umaryani,Program intensifikasi kopi ini merupakan program inovasi daerah dalam pengentasan kemiskinan Kabupaten Lampung Barat.

“Program ini langsung dirasakan oleh masyarakat dan dapat di implementasikan para petani kopi,pada tahun 2018, petani pemanfaat program intensifikasi kopi mencapai 650 petani masing-masing 325 petani di Kecamatan Air Hitam dan 325 petani di Kecamatan Pagar Dewa.” Terangnya. (06/01/19)

Selain pembiayaan melalui APBD Kabupaten Lampung Barat juga terdapat kegiatan intensifikasi melalui pembiayaan APBN pada 5 kelompok tani di 5 kecamatan dalam bentuk entress kopi dan prasarana penyambungannya.

Lanjut Samarlin,program Intensifikasi itu dilakukan dengan memberikan pendampingan langsung secara berkelompok.

“Pemkab Lambar memlalui Disbunak memberikan bantuan stimulan pupuk majemuk sebanyak 100 kg per petani,” katanya.

Produksi sebelum memanfaatkan program per petani sebesar 200 kg -550 kg biji kopi per tahun. Mempelajari perkembangan program intensifikasi tahun 2017 terhadap 248 petani (10 Kelompok Tani) dengan 250 hektar di 10 pekon pada 7 kecamatan mampu meningkatkan produksi 65 – 100% dari produksi sebelum program intensifikasi dilaksanakan.Juga mampu meningkatkan produksi di 650 petani miskin di tahun 2018 pada produksi tahun 2019.

“Pembagian pupuk itu agar,pemicuan peningkatan produksi hasil panen kopi yang nantinya akan meningkatkan pendapatan petani,” jelas Sumarlin.

Selanjutnya manajemen kebun yang diperbaiki diharapkan akan berpengaruh pada pola budidaya tanaman kopi yang baik dan juga mampu mensejahterahkan petani.

“Kedepan petani akan mampu bermitra dengan buyer, trader, maupun eksportir kopi secara langsung,” pungkas Sumarlin. (*)