JAKARTA, Buanainformasi.com – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada awal perdagangan di pasar spot kembali diuji kekuatannya di akhir pekan ini, Jumat (13/3/2015). Seperti dikutip dari data Bloomberg, mata uang Garuda dibuka turun tipis ke Rp 13.185 per dollar AS, dibanding penutupan kemarin pada 13.183.
Rupiah hari ini diprediksi berpeluang menguat seiring tekanan yang menyelimuti indeks dollar AS. Indeks dollar AS turun cukup drastis hingga dini hari tadi setelah data produksi Zona Euro dan pertumbuhan kredit Tiongkok diumumkan membaik.
Rendahnya angka penjualan ritel AS akibat musim dingin yang masih berlangsug juga membantu pelemahan indeks dollar AS. Di sisi lain euro berhasil menguat cukup tajam di tengah negosiasi alot antara Yunani dengan Troika.
Rupiah yang sempat menguat semenjak pembukaan Kamis (12/3/2015) pagi akhirnya kembali melemah hingga menjelang penutupan. Di penutupan rupiah berhasil menguat kembali walaupun hanya tipis.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, penguatan kembali IHSG serta SUN menandakan tidak adanya kepanikan yang berlebihan di pasar modal akibat rupiah yang konsisten berada di atas Rp 13.000 per dollar AS selama beberapa hari terakhir.
Kemarin masih terlihat BI yang terus membantu memberikan pasokan dollar AS walaupun hanya terbatas di kisaran 100-150 juta dollar AS. Investor akan terbagi fokusnya, selain oleh isu penguatan dollar global, oleh pengumuman data neraca perdagangan Februari Senin (16/3/2015) mendatang. Neraca perdagangan diperkirakan masih akan surplus walaupun bisa lebih tipis dari surplus Januari.
“Hari ini rupiah diperkirakan masih akan menguat, diuntungkan oleh pelemahan indeks dollar AS,” demikian riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini. (sumber : Kompas.com)