Lampung Selatan, bitv – Gunung Anak Krakatau kembali mengalami kegempaan letusan sebanyak 46 kali, sepanjang 12 jam pengamatan dari Minggu (6/1/2018) dini hari hingga menjelang Senin dini hari (7/1/2019). Amplitudo kegempaan letusan gunung api yang berada di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan itu 15-30 mm dan durasi 35-105 detik.
Menurut laporan Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Windi Cahya Untung, untuk periode pengamatan 6 Januari 2019, pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB, Gunung Anak Krakatau juga mengalami kegempaan embusan sebanyak 37 kali dengan amplitudo 5-19 mm dan durasi 30-120 detik.
Kemudian terjadi tremor menerus yang terekam dengan amplitudo 1-12 mm. Kondisi cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah timur laut dan timur.
“Suhu udara 25-32 derajat Celsius dan kelembapan udara 66-83 persen,” kata Windi Cahya Untung dalam laporannya, Senin (7/1/2019).
Visual gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 800-1.000 meter di atas puncak kawah. Tidak terdengar suara dentuman.
Berdasarkan data yang diambil dari Stasiun Sertung di Selat Sunda, Lampung Selatan itu, disimpulkan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau masih di Level III atau Siaga. Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah.
PVMBG sebelumnya menyampaikan pada periode pengamatan Sabtu, (5/1/2019), pukul 18.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB, secara visual gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Tidak terdengar suara dentuman.
Sementara aktivitas kegempaan letusan sebanyak 19 kali, amplitudo 20-24 mm, durasi 51-121 detik. Embusan sebanyak 6 kali, amplitudo 12-14 mm, durasi 35-42 detik. Tremor menerus terekam dengan amplitudo 2-17 mm.
Sementara pada pagi hingga Sabtu (5/1) siang, Gunung Anak Krakatau mengalami 24 kali kegempaan letusan, empat kali kegempaan embusan, dan terjadi tremor menerus. (*)