Sumsel, Penacakrawala.com – Semalaman Aprizal warga RT 07 Kelurahan Karya Bakti, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan (Sumsel) tak bisa tidur.
Rumah pria berusia 54 tahun ini rusak parah dinding belakang rumahnya jebol, seluruh perabotan rumah tangganya terendam banjir.
Beruntung saat banjir bandang terjadi, Sabtu (27/9/2021) malam, Aprizal berhasil menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi bersama empat anak dan istrinya.
Menghindari banjir susulan, keluarga Aprizal mengungsi ke tempat tetangganya, sementara Aprizal berjaga di rumah khawatir barang-barang hilang dan terjadi banjir susulan.
Sementara dinding rumahnya yang jebol akibat hantaman banjir ditutup sementara menggunakan terpal.
Aprizal bercerita setiap kali hujan turun dengan deras, ia dan keluarganya selalu waspada saat berada di dalam rumahnya.
Aprizal khawatir dengan ancaman ancaman banjir yang sewaktu-waktu bisa mengancam jiwanya kapan saja.
“Saat kejadian untung saya dan keluarga sudah menyelamatkan diri,” ungkapnya pada Tribunsumsel.com, Senin (27/9/2021).
Aprizal mengatakan banjir masuk ke rumahnya sekira pukul 02.00 WIB, mengetahui rumahnya banjir ia bersama empat anaknya langsung beres-beres mengangkat barang-barang ke tempat yang lebih tinggi.
Tak lama kemudian air semakin tinggi, karena khawatir ia dan keluarganya langsung membuka pintu keluar rumah, ketika pintu sudah di buka air masuk semakin besar, ia pun langsung menyelamatkan diri.
“Tak lama kami keluar air masuk rumah semakin besar, dinding kamar dan dinding dapur langsung jebol, seluruh perabotan terjatuh dan basah,” kenangnya.
Rumah Aprizal tepat berada di bantaran Sungai Mesat berderet dengan belasan rumah lainnya.
Banjir yang dialami Aprizal kali ini merupakan yang terparah dalam 10 tahun terakhir.
“Wilayah ini memang langganan banjir tapi tidak terlalu parah, selama rumah saya dibangun empat tahun lalu, tahun ini merupakan yang terparah, sampai dinding rumah jebol,” ungkapnya.
Sejak terjadi banjir kemarin, warga yang terdampak juga sudah mendapat bantuan tanggap bencana yang disalurkan oleh pemerintah maupun dari para warga yang peduli.
“Kalau makanan sudah ada, tapi kalau bantuan lainnya belum ada, tapi sudah dilakukan pendataan oleh pemerintah,” ujarnya.
Warga Mulai Alami Gatal-Gatal
Selain itu, akibat banjir kemarin warga yang terdampak mulai merasakan gatal-gatal dan mulai mengalami krisis air bersih.
Petugas kesehatan dari Puskesmas Swasti Taba juga terlihat sudah melakukan pendataan dan melakukan cek kesehatan kepada warga-warga yang terdampak kebanjiran.
“Pengobatan kita ini gratis sebagai bentuk perhatian kepada masyarakat yang terdampak banjir,” kata Kepala Puskesmas Swasti Taba Elis Sundari.
a mengungkapkan sebagai petugas Puskesmas merasa prihatin dengan saudara-saudara yang tertimpa musibah banjir saat ini dan tentunya banjir ini dapat menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan.
“Mungkin warga kurang tidur atau banyak pikiran, bahkan ada yang darahnya naik, ada yang gatal-gatal dan batuk-batuk juga, alhamdulillah sudah kami obati,” katanya.
Setelah di wilayah RT 07 ini pihaknya akan lanjut ke RT 08, namun yang paling utama adalah RT 07 karena yang paling parah diantara yang lainnya.
“Petugas yang kita turunkan lima orang menyisir dari rumah ke rumah, jadi pemeriksaan dan pemberian obat dan masker,” ungkapnya.
DPKPB Sebut 178 KK Terdampak Banjir Di Lubuklinggau
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB), Lutfi melalui Kabid Penanggulangan Bencana Suryo Amrinata menyampaikan hasil pendataan terakhir ada 178 KK yang terdampak.
“Rumah yang mengalami kerusakan berat 10 rumah, bahkan ada beberapa rumah yang sampai dindingnya jebol karena diterjang luapan air,” ungkapnya.
Suryo menyebutkan, hasil pantauan di lapangan penyebab banjir di Kota Lubuklinggau karena aliran air di sungai -sungai yang selama ini tidak langganan banjir banyak tertutup pohon-pohon dan sampah.
“Penyebabnya karena aliran tidak lancar, sudah kita bersihkan materialnya dan sudah kita minta masyarakat untuk bergotong royong membersihkan aliran sungai terutama yang banyak pohon bambu untuk dipangkas,” ujarnya.
Suryo pun mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di aliran sungai untuk mewaspadai banjir susulan, mengingat saat ini curah hujan di Kota Lubuklinggau mulai cukup tinggi.
“Curah hujan bulan September hingga Desember ini kita prediksi akan semakin tinggi, kita minta masyarakat selalu waspada,” ungkapnya. (Joy/TS).
Source : Sripoku.com
Editor : Adee