Metro, Penacakrawala.com – Wali Kota Metro Wahdi menginstruksikan seluruh lurah agar mengingatkan warga untuk tidak berenang di saluran irigasi.
Hal itu dikatakan Wahdi menyusul korban tewas tenggelam di saluran irigasi Jalan Proklamasi, Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Metro Selatan, beberapa waktu lalu.
Wahdi menyampaikan agar masyarakat berhati-hati, dikarenakan salah satu irigasi di Kota Metro telah memakan korban.
“Saya mengingatkan sekali lagi terutama kalau di dam itu lompat, pengalaman saya kecil itu kejadian juga seperti itu,” kata Wahdi, Selasa (31/10/2023).
Ia berharap, ke depannya tak ada lagi korban serupa yang meninggal dunia akibat berenang di saluran irigasi.
Wahdi menambahkan, sebuah pemandian yang mendatangkan banyak orang haruslah memiliki sejumlah persyaratan yang sesuai dengan prosedur.
Terpisah, Camat Metro Barat Triyono menyampaikan di wilayahnya terdapat banyak sekali spot untuk berenang di saluran irigasi.
Dengan jumlah yang banyak itu, lanjut dia, pihaknya mengaku sudah melakukan imbauan untuk masyarakat agar tidak mandi di sepanjang aliran irigasi.
“Sehingga itu sebagai bentuk antisipasi minimal mengingatkan mereka untuk tidak sembarangan melakukan kegiatan di aliran irigasi,” kata Triono.
Ia mengaku telah meninjau lokasi yang paling sering digunakan warga untuk mandi maupun berenang.
“Kemarin kita sudah meninjau lokasi, sebetulnya kita sudah sampaikan kepada warga masyarakat untuk saling mengimbau,” tukasnya.
“Karena di irigasi primer itu kan dalam, dan di dasar irigasi itu juga ada tanggul-tanggul pemecah arus. Sehingga itu sangat berbahaya. Kita sudah mulai bergerak melakukan pemasangan banner imbauan,” pungkasnya.
Sebelumnya, lokasi viral tempat pemandian irigasi yang berlokasi di Jalan Proklamator, Mulyosari, Metro Selatan menelan korban jiwa.
Kejadian nahas itu menimpa UA (17), warga Kecamatan Metro Pusat yang meninggal dunia.
Kapolsek Metro Selatan Iptu Kosim menjelaskan ketiganya tenggelam saat berenang di irigasi Bedeng 27 pada Minggu (29/10/2023) sore.
Kapolsek menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi mata, saksi awalnya ingin pergi ke sawah untuk mengambil ternak sapi pada pukul 17.30 WIB.
“Kemudian saat melewati Dam Bedeng 27 itu, seorang saksi ini melihat dan mendengar sejumlah anak yang sedang minta tolong,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Saat itu, lanjut dia, saksi mendengar seorang anak yang terus berteriak, dan mengatakan bahwa tiga temannya tenggelam dan tak bisa naik disebabkan terbawa arus.
Melihat kejadian itu, Kosim mengatakan, saksi tersebut langsung lompat ke lokasi remaja tenggelam itu.
“Jadi saksi yang menolong ini awalnya menarik rambut dua anak yang tenggelam yaitu MZ dan DNA. Kedua anak itu ditarik rambutnya untuk ditolong dan dibawa ke pinggir,” bebernya.
Namun, saat saksi ingin menolong UA, ia tidak ditemukan.
Akan tetapi, warga yang sudah banyak berdatangan ikut membantu mencari.
Bahkan, warga bersama aparat berupaya dengan menutup pintu air.
Sehingga air di lokasi itu surut, dan mudah dilakukan pencarian.
“UA akhirnya ditemukan oleh warga dengan jarak 20 meter dari lokasi tenggelam dengan keadaan meninggal dunia pada pukul 18.45 WIB,” bebernya.
Iptu Kosim menambahkan, korban selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Muhammadiyah Metro untuk dilakukan pertolongan.
“Sayang, UA tidak tertolong dan ditanyakan meninggal,” tukasnya.
“Oleh keluarga UA dimakamkan di Pemakaman Umum Muhamadiyah Kelurahan Purwosari,” pungkasnya. (**/red)