Sukses Timnas U-20 Pacu Semangat Pesepak Bola Usia Dini

0
181

Jakarta, Penacakrawala.com – Kesuksesan tim nasional U-20 Indonesia yang lolos ke Piala Asia U-20 2023, memacu semangat para pesepak bola usia dini. Khususnya yang tengah menempuh pendidikan di sekolah sepak bola.

Ketua Bidang Pengembangan Sekolah Sepak Bola (SSB) UNI Bandung, Gilang Jalu Praga menyatakan, keberhasilan timnas, baik senior maupun junior, memberikan efek positif, terutama terhadap semangat dan motivasi para siswa untuk berlatih. Apalagi ada dua pemain lulusan SSB UNI yang juga memperkuat timnas U-20 dalam Kualifikasi Piala Asia lalu.

“Kita harus bangga ya, ekspos media terhadap pesepak bola umur junior itu tinggi di Indonesia, berbeda dengan di luar negeri, kan masih biasa saja. Dan sudah hal yang lumrah, keberhasilan timnas membuat anak-anak menjadi termotivasi,” kata Gilang Rabu (21/9/2022).

“Misalnya kiper, minimal mereka punya keinginan ingin seperti Cahya (Supriadi). Lalu penyerang, ingin seperti Marselino (Ferninan). Apalagi ada dua pemain alumni SSB UNI yang bermain di timnas,” ujarnya.

Kedua pemain tersebut adalah Diaz Syayid Alhawari dan Achmad Maulana Syarif yang kini sama-sama berseragam Persija Jakarta.

Gilang menambahkan keberhasilan timnas, juga berimbas terhadap makin banyaknya orang tua yang mendaftarkan anaknya bersekolah di SSB. Tak hanya itu, cerita timnas Sukses timnas U-20 memacu semangat pesepak bola usia dini, bahkan menjadi pelecut semangat siswa yang awalnya jarang latihan menjadi rajin berlatih.

“Tentu ini menjadi tantangan bagi kami dalam hal pembinaan, apalagi di umur-umur usia dini 8-12 tahun. Tapi bagaimana pun pemberitaan timnas ini bisa jadi pemicu dan pelecut semangat mereka,” ucapnya.

Ia berharap, kesuksesan timnas saat ini bisa membuat pembinaan sepak bola usia dini di sekolah-sekolah sepak bola terus konsisten. Dengan catatan, para siswa juga harus bermain sesuai dengan kategori umurnya.

Seperti diketahui, Timnas U-20 Indonesia lolos ke Piala Asia 2023 usai menjadi juara Grup F Kualifikasi Piala Asia U-20 2023 dengan mengantongi sembilan poin hasil sapu bersih tiga pertandingan melawan Timor Leste, Hong Kong, dan Vietnam.

Dengan catatan tersebut, Indonesia sejauh ini sudah 18 kali lolos ke putaran final Piala Asia U-20. Dari penampilan tersebut, Garuda Muda hanya pernah juara sekali pada edisi 1961, dan runner-up pada 1967 dan 1970.

Regenerasi Pemain
Mantan Sekretaris Kemenpora Gatot Dewa Broto beberapa waktu lalu sempat menuturkan, pembinaan usia dini menjadi kelemahan persepakbolaan Indonesia yang berpengaruh juga terhadap perkembangan, prestasi, hingga regenerasi sepak bola.

“Di FIFA itu kan diatur sepak bola jangan hanya fokus pada kompetisi, tetapi juga fokus pembinaan usia dini. Ini yang masih lemah,” kata Gatot

Padahal, kata Gatot, ada ribuan sekolah sepak bola (SSB) yang tersebar di seluruh nusantara, tetapi sayangnya mereka seakan-akan lepas dari induknya, yakni PSSI. Menurut dia, pemerintah pusat juga memiliki Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP), sebagai langkah sinergi dengan pemerintah provinsi yang telah melahirkan bintang-bintang sepak bola.

“Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, jangan lupa mereka itu didikan PPLP, mereka produk sana, dulu PPLP Ragunan. Makanya, usia dini itu harus dibina dengan baik,” katanya.

Mengingat PSSI saat ini tengah fokus dengan kompetisi, terutama mengurusi Tim Nasional Indonesia, Gatot mengatakan, Kemenpora yang akan membantu upaya pembinaan usia dini.

“Kami masuk ke layer itu. Dengan inpres (Inpres Nomor 3/2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional),” ujarnya.

Namun, Gatot juga berharap PSSI mengatur dalam statutanya, bahwa setiap klub harus memiliki akademi untuk pembinaan usia dini dan menjamin regenerasi pemain. Selain soal pembinaan usia dini, diakuinya kelemahan persepakbolaan di Indonesia ada pada pada sarana prasarana yang dimiliki. Misalnya, tidak ada klub yang memiliki stadion sendiri.

“Kalau kita lihat beberapa klub yang terkenal di Eropa, misalnya, mereka itu owner stadion. Namun, kami tidak mendorong kewajiban setiap klub punya stadion. Biarkan mereka berjalan menggunakan yang ada,” kata Gatot.

Sementara itu, Chief Marketing and Commmercial Officer Persija Jaya Azwan Karim mengakui, dukungan pemerintah terhadap perkembangan sepak bola Tanah Air sekarang ini sangat besar. Salah satunya, kata dia, dibuktikan dengan dikeluarkannya Inpres Nomor 3/2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional.

Azwan juga mengakui, pembinaan usia dini penting sehingga Persija telah menyiapkan akademi di Depok, Jawa Barat, sebagai sarana untuk mencetak calon bintang-bintang sepak bola.(**/Red)