Kotabumi, buanainformasi.com – Lagi-lagi kemiskinan dan ketidak mampuan masyarakat kecil untuk mendapatkan hak pelayanan dan penanganan kesehatan terhalang dengan kondisi ketiadaan biaya pengobatan. Seperti yang dialami pada buah hati pasangan M.Nasir (41) dan Ela (37), warga Kelurahan Tanjung Senang, Kecamatan Kotabumi Selatan, Lampung Utara (Lampura).
Pasalnya, putra bungsu dari 3 bersaudara pasangan tersebut yang diberi nama Tegar, diusianya yang saat ini masih berumur lima bulan telah menderita penyakit stenosis (kelainan usus yang terburai keluar), yang dialaminya sejak lahir.
Kini, Tegar hanya bisa pasrah di dalam gendongan ibunya, dan terkadang harus menjerit menangis akibat menahan sakit, jika terjadi kontraksi pada ususnya yang masih diluar perut.
“Perawatan saat ini, hanya membersihkan pakai air infus menggunakan tisu basah yg steril, dan ditutup kassa steril supaya tidak mudah terinfeksi bakteri,” ujar Ela (ibunda tegar) didampinggi suaminya, saat memberikan keterangan dirumahnya. (1/10)
Diceritakan Ela, dia dan suaminya telah berupaya mengobati sang buah hati mulai dari pembuatan kartu PBI dari BPJS hingga pengobatan juga sudah dilakukan mulai dari RS Handayani tempat sang anak, awal dirawat hingga di rujuk kerumah sakit Abdul moeloek Bandar Lampung guna mendapatkan pelayanan pengobatan lebih lanjut. Operasi pertama pemotongan usus yang terburai, dan semua pembiayaan menggunakan BPJS. namun, pasca oprasi pertama, tidak semua obat ditanggung BPJS. “Tidak semua obat pak, ada yang hanya ditanggung pada saat dirumah sakit, kalau sudah habis kita disuruh beli sendiri dan ada obat yang memang harus kita beli sendiri atas perintah dokter,” tuturnya.
Rencananya, lanjut Ela, Tegar akan menjalani Operasi Lanjutan, pada 16 Oktober mendatang untuk melakukan penyambungan dan memasukan usus yang masih terputus dan timbul diluar. Namun untuk itu ia harus menyiapkan uang sejumlah 4 juta rupiah karena untuk hal ini diluar tanggungan BPJS. “Kata dokternya,Kalau oprasi biasa menggunakan BPJS, tetapi untuk selang operasi tidak ditanggung karena kemungkinan akan timbul kebojoran didalam, karena usus tegar cuma dijahit,” keluhnya.
Menurutnya, berbagai upaya sudah dilakukan untuk kelanjutan pengobatan, demi kesembuhan putra bungsunya, termasuk kepala Desa (Kades) Tanjung Senang yang akan membantu dengan mambuatkan proposal bantuan dana tidak mampu ke Pemerintah Daerah (Pemda) Lampura. namun, naas, mereka mendengar berita, Kades mengalami kecelakaan beserta istri. dimana, sebelum proposal yang mereka harapkan sampai ke-Pemda . “Kami cuma pasrah dan berdoa untuk kondisi anak kami sekarang, karna tinggal menunggu dana saja untuk biaya oprasi lanjutan,” terangnya.
Untuk itu,Ela sangat berharap, adanya uluran tangan dari Pemerintah guna membantu biaya tegar. Agar, tidak mengalami kesakitan yang berkepanjangan dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karna belum dioprasi. “Semoga ALLAH memberikan kekuatan dan keselamatan kepada tegar atas penderitaan yang dialaminya, serta umur panjang,” tutup ela. (H/SS)