Terancam Gagal Tanam Akibat Banjir, Petani Mesuji Dapat Ganti Rugi Lewat Asuransi

0
99

Mesuji, Penacakrawala.com – Dinas Pertanian Kabupaten Mesuji saat ini sedang mendata jumlah sawah di Kecamatan Mesuji yang terdampak banjir.

Ribuan hektare sawah di Desa Sungai Badak, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Mesuji, terendam banjir, Jumat (19/1/2024).

Distan Mesuji akan memfasilitasi sawah milik petani yang terdaftar asuransi untuk mendapatkan ganti rugi akibat bencana banjir.

“Bila petani masuk asuransi, tentunya kami akan usulkan ke Asuransi Jasindo untuk tinjau lokasi sebagai persyaratan mendapatkan pembayaran ganti rugi,” ujar Kepala Dinas Pertanian Mesuji Pariman, Jumat (19/1/2024).

Selain itu, juga akan diusulkan untuk mendapatkan bantuan benih dari pemerintah.

Bagi yang belum terdaftar, pihaknya akan mendorong para petani untuk segera mendaftarkan asuransi usaha tani padi.

Supaya ke depannya jika terjadi musibah yang tidak diinginkan bisa tercover asuransi.

“Asuransi ini tentunya sangat penting bagi petani untuk meringankan beban jika terjadi musibah semacam ini,” ungkapnya.

Petani di Desa Sungai Badak bernama Agus harus merelakan sawah miliknya seluas 4 hektare terendam banjir.

Padi yang ditanam di lahan seluas 4 hektare mati karena terendam banjir.

“Modal habis 4 hektare itu sekitar Rp 10 juta lebih, mulai dari modal tanam, bibit dan lain sebagainya,” ucapnya.

Ia pun mengaku belum memiliki asuransi atas sawah miliknya jika terjadi kegagalan tanam ataupun panen akibat bencana alam.

Oleh karena itu, ia sangat mengharapkan bantuan pemerintah untuk meringankan beban kegagalan tanam akibat banjir.

“Asuransi belum ada, tapi katanya sih bakal turun dari pihak Pemerintah Provinsi Lampung untuk klaim bibit diganti,” ucap dia.

“Tetapi belum dapat kepastiannya, karena bahasa dari gapoktannya begitu dan saya sangat berharap bener sih minimal bibit diganti karena kan dipastikan bakal tanam ulang,” sambungnya.

Petani bernama Sanusi mengungkapkan hal yang sama.

Sebab, dari pengakuannya modal untuk menanam padi sudah dimaksimalkan pada musim tanam saat ini.

“Kalau sudah surut nanti ya mau gak mau nanam lagi tapi modal kami sudah kritis habis ditaburkan kemarin,” ungkapnya.

Sanusi menyebut modal tanam 1 hektare sawah miliknya itu didapat dari modal pribadinya.

Mengingat, luasan hektare sawah yang dimilikinya tidaklah banyak.

“Modal sendiri kalau punya saya, karena dikit. Tetapi ada sebagian punya kawan itu pinjaman dana KUR tempo,” ucapnya.

Ia pun berharap pemerintah bisa membantu petani yang alami gagal tanam akibat bencana alam banjir tersebut.

Sebab, ungkapnya sampai saat ini ia tidak memiliki harapan lainnya selain pemerintah.

Karena sawah miliknya belum memiliki asuransi jika terjadi kegagalan tanam ataupun panen akibat bencana alam.

“Iya, Pak. Kalau saya bahkan petani sendiri mintanya kaya gitu, gimana nanti solusi dibantu ya minimal bantuan bibit agar kami nanam kembali lebih ringan,” jelasnya. (**/red)