UMKM di Natar Butuh Perhatian untuk Tingkatkan Produksi

0
173

Natar, Penacakrawala.com – Pandemi Covid-19 selama dua tahun sempat membuat perekonomian masyarakat melemah. Namun, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kerajinan, seperti gerabah, kerajinan ukiran jati pembuatan kursi, meja, lemari, dan dipan tidak terpengaruh karena para perajin tetap berkarya sepanjang waktu hingga saat ini bahkan usaha mereka terus bergeliat.

Salah satu pemilik UMKM, Purna Irawan alias Wawan, warga Dusun Sidoarjo 1/2, Desa Negarararu, Kecamatan Natar, mengatakan kalau kendala saat pandemi hanya susah mengirim barang karena sebagian wilayah menerapkan PPKM dan hanya sebagian wilayah ada kebijakan untuk kendaraan barang tetap bisa masuk.

“Kalau produksi kami tetap berjalan, kebetulan di tempat saya ini hampir ada semua kerajinan, buat guci, meja kursi dari sofa, dari jati hampir dibuat semua di sini. Sepi memang iya waktu itu, tetapi tetap jalan,” ujarnya, Kamis, (13/10/2022).

Untuk saat ini mungkin puncaknya para pembeli berdatangan. “Mudah-mudahan pandemi sudah berlalu pesanan barang hampir ada terus baik dari dalam provinsi maupun luar. Intinya produksi kerajinan terus berjalan karena memang hampir semua kerajinan ada dan yang pesan pun hampir ada terus,” katanya.

Namun, dia mengeluhkan tidak adanya bantuan dan pembinaan dari pemerintah atau pemerhati UMKM sejak masa pandemi hingga kini. “Ya intinya kami ini serba sendiri, seperti modal, kerja, dan upah. Sampai saat ini dinas pas pandemi nggak ada perhatian apa lagi sekarang,” katanya.

Sebetulnya, kata Wawan, UMKM merupakan penghidupan ekonomi masyarakat dan terbukti mampu bertahan di tengah badai pandemic Covid-19.

“Iya, mbok diperhatikan kami-kami ini oleh dinas. Kami ini pelaku ekonomi sejati di tengah-tengah ribuan masyarakat. Ekonomi di desa berjalan baik tidak seperti usaha lainnya,” ujarnya.

“Kalau bisa perajin mendapat pelatihan diklat di luar provinsi biar dapat ilmu lagi bukan teori saja. Saat ini pun di tengah kenaikan harga bahan baku akibat kenaikan harga BBM, para pelaku tetap bersemangat untuk berproduksi yang hasilnya memuaskan karena banyak juga pesanan dari luar provinsi,” katanya.

Zai, pembeli asal Sumatera Selatan, mengaku hasil UMKM dari Lampung terutama guci diakui memiliki kelas yang cukup bagus, kualitas sangat terjamin dan kokoh. Hal seperti ini patut menjadi kebanggaan pemerintah daerah mengingat produk yang dihasilkan perajin banyak diminati.

“Andaikan di provinsi lain kerajinan yang lengkap seperti ini secara otomatis dinas akan turun melakukan pembinaan dengan harapan UMKM-nya lebih unggul. Kalau di Jawa itu seperti UMKM Yogyakarta, nah di Sumatera mestinya ada juga tapi perlu pembinaan dan bantuan,” ujarnya.(**/Red)