Buanainformasi.com – Hubungan masa lalu Indonesia-Belanda memang menyisakan banyak masalah. Namun, semua masalah itu masih bisa didiskusikan demi perbaikan masa depan hubungan kedua negara.
Kunjungan Duta Besar (Dubes) Belanda ke DPR kali ini, diharapkan menjadi momentum perbaikan. Demikian kata Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, usai menerima kunjungan kehormatan Dubes Belanda untuk Indonesia, Rob Swartbol, Kamis kemarin.
Bagi Fahri, Indonesia dan Belanda hendaknya tidak tersandera oleh masa lalu sejarah penjajahan di Nusantara, tapi justru harus dijadikan pijakan dalam menatap hubungan masa depan kedua negara, ujarnya di Senayan, Kamis 16 April 2015.
“Kedatangan Dubes Belanda itu bisa memiliki makna. Ada terlalu banyak masalah yang dapat didiskusikan. Hubungan kita dengan Belanda sebelum kemerdekaan saja sudah selama 360 tahun dengan segala hitam putihnya. Walau pun demikian kita tak mau tersandera oleh masa lalu. Selalu menarik membicarakan masa lalu sebagai titik pijak untuk melihat masa depan,” ujar Fahri.
Perbedaan pandangan masa lalu itu, misalnya, menyangkut hari kemerdekaan Indonesia. Belanda hanya mengakui Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949. Masalah ini bisa dijadikan bahan diskusi kedua negara untuk saling mengakui kedaulatan masing-masing negara. “Dubes Belanda menyambut baik dan mengungkapkan masih banyaknya masalah-masalah internal di Kerajaan Belanda atas kemerdekaan kita. Versi kita 1945. Versi mereka 1949,” ungkap Fahri.
Kedatangan Dubes Belanda tersebut diterima langsung oleh Ketua DPR RI Setya Novanto yang didampingi Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Taufik Kurniawan. Selain itu ada beberapa anggota DPR yang hadir, seperti Aziz Syamsuddin, Nurhayati Assegaf, dan Benny K Harman. (www.dpr.go.id)
(sumber : Viva.co.id)