Lampung Barat, buanainformasi.com – Warga Pekon Pagardewa Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat, berharap agar ada perhatian dari pemerintah setempat.
Mujiono salah satu warga pekon pagardewa mengungkapkan, sejak 2012 silam dirinya belum pernah menerima bantuan dalam bentuk apapun, sementara kata dia, beberapa tetangganya yang hidupnya berkecukupan justru malah mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), dan juga rastra.
Sementara dirinya jika diliat harusnya layak untuk mendapatkan semua bantuan itu, dan parahnya lagi dirinya saat ini menderita sakit pernafasan dan Mag kronis sejak 2016 silam. Dan selama dua tahun itulah istrinyalah yang harus bekerja dan mencari nafkah untuk mencukupi kehidupan keluarganya.
Dijelaskannya, dulu dirinya pernah diminta foto copy ktp dan KK oleh pemangku setempat. Hanya saja dirinya tidak tahu buat apa semua itu.
”Kami selama ini hidup dalam kekurangan, namun tidak ada pihak pekon sedikitpun yang memperhatikan keluarga kami, kami juga ingin mendapatkan bantuan seperti PKH dan rasta seperti warga yang lain,” Paparnya.
Dia juga mengatakan, sudah selama 1,5 tahun dirinya terbaring sakit dan tidak bisa bekerja serta menafkahi keluarganya, akibat sakitnya dirinya sudah dua kali dirawat di RSUD Liwa. Untungnya tambah dia, saat dirawat dirinya menggunakan karju BPJS sehingga dapat keluarganya hanya mengeluarkan kebutuhan kesana kesini dan makan di rumah sakit.
”Apa jadinya kalau sampai kami tidak memiliki kartu BPJS, mau pakai apa kami membayar biaya rumah sakit, sementara buat makan sehari-hari saja kami kurang,” jelasnya.
Masih kata dia, istrinya Paini panggilan sehari-hari, setiap hari pekan saja dia berjualan sayuran dipasar, dan sedihnya lagi sayuran yang dijual hanya kangkung, genjer, dan pakis. Itu juga semua dia cari dikebun atau disawah orang, dan parahnya lagi dalam penjualannya itu jika habis semua sayuran itu biasanya dia mendapatkan uang Rp.50 ribu, dan jika masih sayurannya paling-paling hanya mengantongi uang sebesar Rp 20-30 ribu, dan uang itu harus cukup untuk makan keluarganya sampai hari pekan berikutnya.
”Uang Rp.50 ribu itu mas harus cukup untuk waktu dua hari, karena setelah dua hari saya baru bisa jualan lagi dipasar, saya kasian dengan anak-anak setiap hari jarang sekali dia membawa uang jajan saya kadang terbayang jika disekolah dia cuma bisa melihat teman-temannya jajan, sedih saya mas kalau ingat kesitu,” ucap Paini sembari mengusap air matanya.
Hasil pantauan awak media memang benar adanya Mujiono sudah tak mampu untuk bekerja lagi dan dirinya memohon kepada rekan rekan media untuk dapat membantu bagaimana caranya keluarganya kedepan bisa mendapatkan rastra dan juga PKH, inilah harapan keluarga Mujiono, apakah pemerintah hanya akan membiarkan masyarakat lambar hidup terus dalam kesusahan.(*)